Wiki Bali
WIKI BALI - Mengenal Lebih Dekat Jenis-jenis Canang dan Fungsinya
Berdasarkan buku Himpunan Tetandingan Upakara Yadnya, Yayasan Dharma Acarya, canang berasal dari dua suku kata, yaitu ca dan nang.
Penulis: Anak Agung Seri Kusniarti | Editor: Alfonsius Alfianus Nggubhu
Menjadi perwujudan kekuatan Utpeti, Stiti dan Pralina dalam kehidupan alam semesta ini.
Di atas raka-raka tadi disusunkan sebuah sampian Urasari, adalah sebagai simbol Nadha.
Kemudian di atas sampian disusunkan bunga dengan rangkaian sebagai berikut.
Bunga berwarna putih disusun ke arah timur, sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Iswara.
Bunga berwarna merah disusunkan ke arah selatan, sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Mahadewa.
Bunga berwarna biru atau hijau, disusunkan pada arah utara, sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Wisnu.
Lalu kembang rampai disusunkan tepat di tengahnya, sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Panca Dewata.
Dengan demikian, canang mengandung makna sebagai permohonan umat Hindu ke hadapan Sang Hyang Widhi (berwujud Ongkara).
Bahwa umatnya memohon kekuatan, dan untuk itu agar beliau bermanifestasi menjadi kekuatan Ista Dewata.
Kemudian ada beberapa bentuk dan fungsi canang di Bali.
Antara lain, canang sari yang alasnya dari sebuah ceper atau tamas kecil.
Sampian Urasarinya membentuk asthadala sehingga terlihat berbentuk bundar.
Baca juga: Kamar Kelas 3 RSUD Sanjiwani Gianyar Dipenuhi Pengguna Bantuan Kesehatan Gianyar
Baca juga: Ada Rencana Demo Menolak Omnibus Law di Bali Hari Ini, MDA Larang Unjuk Rasa Lebih dari 100 Orang
Baca juga: Mayat Wanita Ditemukan di Jok Belakang Mobil yang Terbakar di Jawa Tengah, Tangan Terikat Selotip
Baca juga: 3 Mimpi Ini Perlu Ada Waspadai Karena Pertanda Datangnya Kesialan hingga Musibah
Fungsinya sebagai simbol sarining yadnya. Sehingga setiap upakara disertakan dengan canang sari.
Disamping canang sari ageng, ada juga canang sari alit.
Yaitu hanya mempergunakan empat penjuru pada simbol sampian Urasarinya.