Digitalisasi Aksara Bali, Unud Kerja Sama dengan PANDI, Bantu Siapkan Big Data Kekayaan Manuskrip
Universitas Udayana (Unud) melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI)
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Universitas Udayana (Unud) melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), dalam upaya melestarikan aksara Bali melalui digitalisasi.
Hadir dalam penandatanganan nota kesepahaman Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. A. A. Raka Sudewi, Sp. S(K), Wakil Rektor IV, Prof. Dr. Ida Bagus Wyasa Putra, SH., M.Hum., Ketua PANDI, Prof. Yudho Giri Sucahyo, M.Kom., Ph.D. beserta jajarannya.
Baca juga: Serius Tangani Pandemi Covid-19 di Tanah Air, Jokowi Habiskan Rp 695 Triliun
Baca juga: Pemkab Badung Raih Peringkat I MCP Korsupgah KPK Tahun 2020
Baca juga: Menaker Pastikan Upah Minimum Tidak Akan Naik pada 2021, Gaji Pegawai Dipotong 2,5% untuk Tapera
Sementara dari Fakultas Ilmu Budaya hadir Dekan FIB, Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M. Hum., Wakil Dekan I, I Nyoman Arya Wibawa, M.A., Ph.D., Kaprodi Sastra Bali, Dr. I Wayan Suardiana, M. Hum., dan Ketua UPIKS, Dr. Ketut Widya Purnawati, S.S., M.Hum.
Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unud diberikan mandat oleh Rektor Universitas Udayana untuk mengawal program digitalisasi aksara Bali bersama PANDI.
Baca juga: Puluhan APK Paslon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar yang Melanggar Perda Ditertibkan
Baca juga: Hubungan Turki dan Prancis Memanas, Erdogan Kecam Pernyataan Kontroversial Macron & Serukan Boikot
Baca juga: Mengapa Perahu Kora-kora Istimewa Oleh Masyarakat Maluku? Jawaban TVRI Kelas 4-6 SD
Nota kesepahaman antara UNUD dan PANDI akan ditindaklanjuti dengan pembuatan perjanjian kerja sama antara PANDI dan FIB UNUD.
Dekan FIB Unud, Dr. Made Sri Satyawati melalui siaran pers yang diterima Tribun Bali, Selasa (27/10/2020) mengatakan jika Fakultas Ilmu Budaya siap menindaklanjuti program ini.
Terlebih, Fakultas Ilmu Budaya memiliki Prodi Sastra Bali dengan ahli-ahli di bidang bahasa, aksara dan sastra Bali.
Baca juga: Angkasa Pura I Prediksi Lonjakan Penumpang Akan Terjadi pada Rabu (28/10) hingga Kamis (29/10)
Baca juga: Soal dan Jawaban SD Kelas 4-6 di TVRI, Selasa 27 Oktober: Mengapa Perahu Kora-Kora Istimewa?
“Kami secara prinsip sangat mendukung program digitalisasi aksara Bali ini, dan kami sebelumnya memang sudah sempat berkomunikasi dengan PANDI. Program ini tentunya akan membutuhkan dukungan berbagai pemangku kepentingan di Bali, dan FIB akan lebih intensif berkomunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan ini,” kata Satyawati.
Ia menambahkan bahwa saat ini aksara daerah kurang mendapat perhatian dari masyarakat sendiri, dianggap sesuatu yang ketinggalan zaman.
Padahal Bali tidak dapat lepas dari penggunaan aksara Bali, karena aksara Bali menjadi bagian penting dalam upacara agama Hindu, demikian juga pada acara-acara adat.
“Sehingga keberadaannya tetap harus mendapat perhatian khusus. Upaya untuk mendigitalisasi aksara Bali ini tentu saja akan menempatkan aksara Bali pada tempatnya yang baru di era serba digital."
"Hal ini pastinya menjadi jalan pembuka untuk ke depannya menemukan lagi ruang-ruang eksplorasi terhadap aksara Bali, sehingga aksara Bali tidak lagi tersisihkan dan diharapkan mampu menarik minat generasi muda untuk semakin cinta dan menggunakan aksara Bali,” katanya.
Menurutnya, digitalisasi aksara Bali akan sangat membantu menyiapkan big data bagi kekayaan manuskrip-manuskrip lontar di Bali yang semuanya beraksara Bali.