Serba Serbi
Makna Alam Semesta di Banten Suci Dalam Upakara Umat Hindu di Bali
Seorang warga dari Batubulan mengatakan, banten suci dibuat dan dihaturkan ketika piodalan di merajannya atau di pura
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Setelah terciptanya planet-planet, maka Sang Hyang Widhi bermanifestasi menjadi kekuatan Sang Hyang Ista Dewata beserta saktinya.
Sehingga di dalam banten suci disimbulkan dengan bentuk jajan suci, menyerupai senjata bajra, dupa, gada, danda, nagapasa, moksala, cakra, trisula, padma, kadga, dan senjata dwaja, yang ada pada tamas kedua.
Setelah adanya kekuatan Ista Dewata, maka beliau menciptakan seisi alam baik isi alam bhuana agung maupun bhuana alit.
Atas kemahasucian Sang Hyang Widhi.
Disimbulkan dengan adanya dua jajan suci pada setiap celemik pada tamas kedua.
Setelah terciptanya seisi alam, maka Sang Hyang Widhi menganugerahkan kekuatan pemeliharaan baik bersifat sekala-niskala maupun bersifat fisik dan spiritual.
Disimbulkan dengan banten suci yang berisi pala bungkah dan pala gantung.
Demikian juga Sang Hyang Widhi melaksanakan hukum rta dengan adanya kekuatan pralinanya.
Sebagai tanda kemahakuasaannya dengan disebut Siwa Rudra.
Hal ini disimbulkan dalam banten suci dengan adanya jajan saraswati.
Jajan ini memiliki simbul berupa bintang cecak, yang bermakna satu titik dari kata cecek (bahasa Bali) yang berarti kecek.
Dan titik tersebut mengandung makna sebagai simbul windhu ameteng.
Yang merupakan alamnya Sang Hyang Siwa atau Siwa Loka.
Sehingga banten suci memiliki makna tinggi mengandung nilai-nilai ajaran Weda dari proses penciptaan, kehidupan, dan kematian (pralina). (*)