Peringatan Sumpah Pemuda
Danrem 163/Wira Satya Sebut Peringatan Sumpah Pemuda Menjadi Momentum Persatuan Bangsa Lawan Pandemi
Sumpah Pemuda kini telah genap berusia 92 tahun, semangat kebersamaan organisasi-organisasi pemuda patut diteladani.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Hari ini Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Sumpah Pemuda kini telah genap berusia 92 tahun, semangat kebersamaan organisasi-organisasi pemuda patut diteladani.
Sejumlah organisasi kepemudaan pada eranya seperti Jong Java, Jong Sumatera, Jong Celebes, Jong Borneo, Jong Ambon dan yang lainnya telah menanamkan tonggak sejarah persatuan bangsa.
Tonggak persatuan bangsa itu mereka ikrarkan dalam Sumpah Pemuda yaitu berisikan pernyataan sumpah untuk Bertanah Air Satu Tanah Air Indonesia, Berbangsa Satu Bangsa Indonesia dan Berbahasa Satu Bahasa Indonesia.
Baca juga: 40 Ucapan Maulid Nabi Muhammad Bahasa Indonesia-Inggris, Kirim ke Keluarga & Orang-Orang Tersayang
Baca juga: Libur Panjang, Kodim 1609/Buleleng Kerahkan Anggota Awasi Destinasi Wisata & Pastikan Prokes
Baca juga: TC di Kroasia Usai, Shin Tae-yong Kini Fokus Cari Gelandang Untuk Timnas U-19 Indonesia
"Apa yang diikrarkan saat itu merupakan kesepakatan dan kemufakatan bersama bagi kaum muda atas kesadaran berbangsa untuk meninggalkan sekat-sekat kedaerahan dan mulai menjunjung nasionalisme kebangsaan," terang Danrem 163/Wira Satya Brigjen TNI Husein Sagaf, S.H., saat memberikan refleksi 92 tahun Sumpah Pemuda kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (28/10/2020).
Menurutnya, perjuangan sebelumnya yang begitu lama bersifat kedaerahan hasilnya tidak maksimal untuk menuju kemerdekaan akhirnya telah menyadarkan para pemuda saat itu untuk mengubah perjuangan menghadapi kolonialisme dengan persatuan dan semangat nasionalisme.
"Buah idealisme dan perjuangan ini akhirnya berbuah manis dengan mampunya Bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 atau tujuh belas tahun setelah ikrar Sumpah Pemuda," ucapnya.
Bagi Danrem, semangat yang dikobarkan para pemuda saat itu adalah wujud keikhlasan perjuangan tanpa pamrih, rela berkorban, cinta tanah air, mengutamakan persatuan dan kesatuan.
"Semangat pemuda kala itu harus menjadi suri teladan bagi generasi bangsa seterusnya, termasuk bagi kita yang saat ini telah diwariskan kemerdekaan dan tugas tanggung jawab untuk mengisi dengan pembangunan," sebutnya.
Tidak dipungkiri, kendala yang dihadapi bangsa Indonesia memang tidak ringan, termasuk apa yang dihadapi pada perjuangan para pemuda di masa lalu.
Dalam perkembangannya, perjalanan bangsa ini menghadapi berbagai bentuk ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (AGHT) yang tidak ringan baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
"Kita patut bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa dan juga mengapresiasi terhadap komitmen bersama di tengah banyaknya perbedaan dan kemajemukan Bangsa Indonesia sampai saat ini tetap eksis. Ini juga tidak terlepas dari komitmen kita meyakini akan Pancasila sebagai asas tunggal kehidupan berbangsa dan bernegara," paparnya.
Lebih jauh, Danrem menyampaikan, Indonesia memiliki konstitusi UUD Negara Republik Indonesia 1945 sebagai sumber hukum tertinggi di Indonesia, kita dibingkai dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
"Empat konsensus kebangsaan inilah menjadi modal penting bagi keberadaan bangsa kita saat ini," ucapnya.
Baca juga: Cerita Masa Lalu, Nia Ramadhani Sempat Terancam Gagal Diterima Jadi Istri Ardi Bakrie Karena Tatto
Baca juga: Ramalan Zodiak Keuangan Hari Ini Rabu 28 Oktober 2020: Siap-siap Leo, Akan Ada Rezeki Tak Terduga!
Baca juga: Meski Tuai Berbagai Kritik, Moeldoko Sebut Hanya Sebagian Kecil yang Menolak Omnibus Law