Satu Orang Dipenggal dalam Sebuah Serangan di Gereja Nice Prancis, Begini Tanggapan Rusia
Pernyataan itu nampaknya merujuk kepada majalah satir Charlie Hebdo yang kembali menayangkan kartun Nabi Muhammad pada bulan lalu,
TRIBUN-BALI.COM - Rusia memberikan tanggapan atas penyerangan yang terjadi di gereja Nice, Prancis, hingga menewaskan tiga orang dengan salah satu korbannya dipenggal.
Dalam pernyataan yang dirilis seperti dilansir Sky News Kamis (29/10/2020), Moskow menyebut "tak bisa dibenarkan menghina pemeluk agama lain".
Pernyataan itu nampaknya merujuk kepada majalah satir Charlie Hebdo yang kembali menayangkan kartun Nabi Muhammad pada bulan lalu, dan menuai kemarahan umat Islam.
Karikatur itu kemudian digunakan oleh seorang guru Sejarah bernama Samuel Paty sebagai bahan dalam kelas kebebasan berpendapat.
Baca juga: 23 Presenter TV Ikut Berpartisipasi Menyanyikan Lagu Pencegahan Covid-19, Ini Respons Doni Monardo
Baca juga: Musim Hujan Rawan Banjir dan Pohon Tumbang, Perhatikan Imbauan BPBD Denpasar
Baca juga: 5 Tanda Toxic Relationship yang Sering Diabaikan, Termasuk Beri Hadiah untuk Perbaiki Kesalahan
Sebelum mengajar, Paty diketahui sudah mempersilakan murid yang tidak berkenan dengan pengajarannya untuk meninggalkan kelas.
Tetapi, ada murid yang ternyata ikut dalam kelasnya, yang kemudian memberi tahu ayahnya dan berujung kepada kecaman secara daring.
Samuel Paty kemudian dipenggal oleh Abdoullakh Anzorov, seorang remaja asal Chechen berusia 18 tahun pada 16 Oktober lalu saat pulang ke rumahnya.
Selain menyebut penghinaan terhadap agama lain tak dibenarkan, Rusia juga mengecam pembunuhan yang terjadi di Basilika Notre Dame Nice.
Sebelumnya, seseorang yang memegang pisau menyerang gereja di mana setidaknya tiga orang tewas dengan beberapa lainnya terluka.
Dua di antara tiga korban tewas berada di dalam basilika.
Sementara korban ketiga terbunuh pada saat mencari perlindungan di bar terdekat.
Wali Kota Christian Estrosi dikutip AFP mengungkapkan, si pelaku yang masih belum diketahui identitanya berteriak saat menyerang.
"Dia bahkan masih terus mengucapkan beberapa kata sembari menerima pengobatan setelah ditembak oleh polisi yang merespons penyerangan tersebut.
"Semua yang dia lakukan sudah cukup untuk mengategoriannya sebagai serangan teroris," kata Estrosi dalam pernyataan resmi.
Baca juga: Organisasi Guru Apresiasi Janji SK Cabup di Sumbawa
Baca juga: Alasan Tiap Zodiak Tak Kunjung Temukan Jodoh, Aries Suka Bertualang dan Tak Pernah Berhenti Mencari
Baca juga: Ingat Ya, Belum Ada Vaksin Covid yang Punya Izin Edar
Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin menyatakan, operasi tengah dilakukan di mana dia sendiri memimpin rapat darurat untuk membahas krisis ini.
Departemen dari anti-teroris Prancis sudah diminta untuk menginvestigasi insiden itu, di mana pelaku diyakini bertindak sendiri.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "1 Orang Dipenggal dalam Serangan di Gereja Perancis, Ini Tanggapan Rusia",