Demo AWK
Shandhi Murti Pastikan Akan Kembali Demo Meski AWK Sudah Melapor ke Polda Bali
Menurutnya, masyarakat Bali yang datang ke Kantor DPD RI Perwakilan Bali untuk bertemu AWK ini baru sebagian saja.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - MESKI Anggota DPD RI Perwakilan Bali, I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Wedasteraputra Suyasa alias AWK, menempuh jalur hukum dengan melapor ke Polda Bali, aksi massa dipastikan bakal berlanjut ke depannya.
Pinisepuh Perguruan Sandhi Murti, I Gusti Ngurah Harta, memastikan pihaknya akan kembali melakukan unjuk rasa terhadap AWK.
"Kita akan unjuk rasa lagi. Orang masyarakat Bali mau datang kok. Kita akan fasilitasi masyarakat Bali dan kita akan siapkan kuasa hukum," tuturnya.
Menurutnya, masyarakat Bali yang datang ke Kantor DPD RI Perwakilan Bali untuk bertemu AWK ini baru sebagian saja.
Baca juga: AWK Merasa Teraniaya Karena Ada yang Memukul Kepalanya
Bahkan rencananya, masyarakat Nusa Penida akan langsung turun menemui AWK karena merasa sudah dilecehkan.
Namun sampai saat ini, pihaknya di Perguruan Sandhi Murti dan beberapa organisasi lain diberikan kesempatan untuk memelopori.
“Nyama-nyama Nusa Penida mau demo kita akan fasilitasi,” tandasnya.
Baca juga: AWK Merasa Dianiaya Hingga Lapor ke Polda Bali, Ini Penjelasan Ngurah Harta Terkait Demo
Ngurah Harta menjelaskan, aksi yang dilakukan ini murni muncul dari hati nurani dan tidak ada tekanan politik dari mana pun.
Calon anggota DPD ini mengaku tidak memiliki kepentingan apapun terkait dengan AWK.
Meskipun AWK turun dari jabatannya sebagai anggota DPD RI Perwakilan Bali, kata dia, bukanlah dirinya yang bakal menggantikan.
Baca juga: AWK Nyaris Dipukul Saat Temui Massa di Gedung DPD RI, Ini Kronologi Dan Video Kejadiannya
"(Kalau AWK turun) calon wali kota sekarang (Ngurah Ambara, red) yang urutan kelima (perolehan suara DPD) yang menggantikan. Bukan saya. Saya tidak ada kepentingan," jelasnya.
Ngurah Harta mengaku sudah sejak 15 tahun lalu berbicara mengenai AWK, yakni ketika mulai adanya penyebaran Hare Krishna.
Mulai saat itu, katanya, AWK mengejek keyakinan Bali dan mengagungkan keberadaan kepercayaan Hare Krishna.
"Dia menyebut Hare Krishna sebagai Tuhan, sedangkan keyakinan masyarakat Bali disebut dewa lokal. Ini kan sangat melecehkan sekali dan merusak mental generasi muda," tuturnya.
Dirinya pun meminta agar pendukung AWK sadar bahwa jagoannya itu ingin menerapkan ajaran Hare Krishna di Bali.