Cocok Jadi Kado untuk Pasangan, Minat Warga pada Tanaman Kaktus & Sukulen Meningkat di Masa Pandemi
Putu Darmada Eka Putra, staf Dagba Store menuturkan, minat masyarakat terhadap tanaman kaktus dan sukulen cukup tinggi dibandingan tahun sebelumnya
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) minat masyarakat terhadap tanaman hias semakin meningkat.
Tak hanya yang berukuran besar, tetapi juga tanaman hias kecil seperti kaktus dan sukulen.
Putu Darmada Eka Putra, staf Dagba Store menuturkan, minat masyarakat terhadap tanaman kaktus dan sukulen cukup tinggi dibandingan tahun sebelumnya.
"Kalau dari Bali sih saya melihat cukup tinggi ya (peminatnya), apalagi semenjak mulai wabah corona ini jadi kayak ada peningkatan antusiasme masyarakat untuk mencoba hal baru seperti sukulen dan kaktus," tuturnya saat ditemui Tribun Bali di Denpasar belum lama ini.
Baca juga: Nama Anak Kedua Raditya Dika Viral Karena Ini
Baca juga: Jerinx Emosional Dituntut 3 Tahun Penjara, Nora Alexandra Berusaha Menenangkannya
Baca juga: Juventus Vs Ferencvaros - Pirlo Akui Si Nyonya Tua Lebih Kuat Usai Dipermalukan Barcelona
Keberadaan tanaman kaktus dan sukulen cukup diminati hampir dari semua kalangan, baik yang masih muda maupun orang tua.
Minat masyarakat di Bali terhadap tanaman kaktus lebih banyak pada jenis Astrophytum dan Gymnocalycium.
Masyarakat begitu meminati tanaman hias kecil ini disinyalir karena perawatannya yang cukup mudah.
Selain itu, tanaman kaktus dan sukulen ini tidak hanya buat koleksi semata, tetapi juga bisa dipakai untuk kado dan dihadiahkan ke orang lain.
"Bisa jadi opsi bagi masyarakat untuk memberikan hadiah ke pasangannya atau buat koleksi juga," kata pria asal Ketewel, Gianyar itu.
Darmada menuturkan, ada ribuan jenis tanaman kaktus dan memiliki rating harganya masing-masing.
Tanaman ini juga memiliki keunikannya tersendiri, baik melalui bentuk maupun warna.
Semakin panjang umur tanaman maka berbanding lurus dengan harga yang ditawarkan kepada pembeli.
Selain dari segi umur, semakin besar ukuran kaktus maka harganya juga relatif lebih tinggi.
Pihaknya di Dagba Store menjual kaktus mulai dari Rp 15 ribu sampai ratusan ribu.
Tanaman kaktus dan sukulen ini biasanya dipakai untuk menghias ruangan dengan meletakkannya di tempat belajar atau meja makan.
Baca juga: Kemungkinan Akan Ada Dua Juara Liga 1 pada Tahun 2021, Ini Penjelasannya
Baca juga: Ini Tanggapan Arya Wedakarna terkait Demo, Mosi Tidak Percaya dan Tuntutan dari Forkom Taksu Bali
Baca juga: Pusat Kebudayaan Bali akan Dibangun di Klungkung, Adhi Ardhana: Kita Tidak Buang Uang
Bagi penikmat tanaman mini, dengan melihat kaktus dan sukulen bisa untuk relaksasi, terlebih jika diletakkan di tempat kerja.
Dari sisi perawatan, tenaman kaktus dan sukulen tergantung dari penempatannya, yakni di dalam (indoor) atau di luar ruangan (outdoor).
Apabila kaktus dan sukulen dipakai indoor disarankan untuk tidak menempatkan pada tempat yang terlalu lembab.
Kondisi lingkungan yang terlalu lembab menyebabkan kaktus dan sukulen menjadi cepat busuk.
"Jadi kalau misalnya di indoor, setidaknya minimal seminggu sekali untuk penyiraman. Seminggu sekali juga kita taruh di tempat yang terkena sinar matahari," jelasnya.
Sementara jika kaktus dan sukulen digunakan di outdoor maka akan lebih sering terkena sinar matahari.
Jika kaktus dan sukulen diletakkan di outdoor, Darmada menyarakan agar dilakukan penyiraman antara dua sampai tiga kali dalam seminggu.
Namun bagi masyarakat yang hendak memelihara kaktus dan sukulen disarankan agar lebih teliti melihat media tanam yang digunakan.
Seandainya media tanam sudah dirasa kering maka sebaiknya segera dilakukan penyiraman.
Sementara jika media tanamnya masih lebab disarankan agar tidak melakukan penyiraman untuk menghindari adanya pembusukan tanaman.
Selain memperhatikan tenggat waktu penyiraman, Darmada menyarankan agar masyarakat yang memelihara tanaman kaktus dan sukulen memperhatikan media tanam yang digunakan.
Dirinya menyarankan agar masyarakat menggunakan pasir Malang sebagai media tanam kaktus dan sukulen dengan ditambahkan sedikit tanah subur atau cocopea.
Media tanam untuk kaktus dan sukulen juga bisa diganti minimal selama enam bulan sekali.
Hal ini, kata Darmada, sangat baik untuk diterapkan karena akan membuat pertumbuhan tanaman menjadi maksimal.
"Tapi sukulen dan kaktus pertumbuhannya agak lambat sih dari pada tanaman lain makanya butuh waktu lama untuk tumbuh besar. Itu mengapa tanamannya bisa mahal karena pertumbuhannya juga lama," kata dia.
Selama ini, perkembangbiakan kaktus dapat dilakukan melalui dua cara, yakni dengan menanam bijinya di tanah atau dengan menggunakan metode grafting.
Apabila menggunakan grafting, perkembangbiakan kaktus dilakukan dengan menempelkannya dengan batang tanaman buah naga.
"Jadi lebih cepat pertumbuhannya kalau kita grafting pakai (tanaman) buah naga itu," tuturnya. (*)