1.100 UMKM Ikut Denfest 2020, Transaksi Rp. 800 Juta dalam Sebulan
Jumlah UMKM yang terlibat dalam Denpasar Festival (Denfest) tahun 2020 yakni 1.100 UMKM
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Pelaksanaan Denpasar Festival (Denfest) tahun 2020 telah dimulai sejak 2 Oktober 2020 lalu.
Berdasarkan data terakhir, jumlah UMKM yang terlibat dalam event ini yakni 1.100 UMKM yang bergerak dalam berbagai bidang mulai dari kuliner, kerajinan, fashion, hingga jasa.
Sementara dalam sebulan pelaksanaannya, transaksi yang terjadi sebesar Rp. 800 juta.
Kepala Bidang Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kota Denpasar, I Wayan hendaryana, yang diwawancarai Kamis (5/11/2020) siang mengatakan, semua pelaku UMKM yang terlibat tersebut melakukan usaha di Denpasar serta ber-KTP Denpasar.
Baca juga: Denda Masker di Gianyar Terkumpul Rp 2,4 Juta
Baca juga: Jack Brown Buka Suara Terkait Rumornya Didekati Persib Bandung
Baca juga: Cerita Unik di Balik Nama Panggilan De Gadjah dan Kisah Masa Kecil
“Ada beberapa pelaku usaha dari kabupaten lain yang mau ikut, tapi kami tolak karena mereka tidak ber-KTP Denpasar sebagai syarat kepesertaan. Tapi pada pelaksanaan selanjutnya kami pertimbangkan untuk kerjasama dengan kabupaten lain,” kata Hendar.
Ia menambahkan, untuk sistem pemesanan dilakukan menggunakan market place di website dmarket.id dengan sistem pembayaran non tunai.
“Untuk pengirimannya kami kerjasama dengan GoJek untuk wilayah Denpasar, dan JNE maupun TIKI untuk wilayah luar Denpasar,” imbuhnya.
Jumlah UMKM yang terlibat dalam gelaran Denfest kali ini jauh lebih banyak dibandingkan tahun 2019 lalu yang hanya diikuti oleh 235 UMKM.
Hal ini pun menurutnya memberikan ruang yang luas bagi pelaku UMKM yang ada di Denpasar, Bali.
Selain itu, tahun 2019 lalu, UMKM yang akan ikut melalui serangkaian kurasi dan salah satu syarat yang harus terpenuhi yakni memiliki ijin usaha serta tempat usaha.
“Sekarang diperlonggar. Karena banyak yang dirumahkan dan membuka usaha, itu kami fasilitasi dengan program digitalisasi. Termasuk juga bagi pekerja migran Indonesia (PMI) yang mulai berusaha,” katanya.
Tak hanya dibidang kuliner, fashion maupun kerajinan, pihaknya juga memberikan ruang bagi usaha dibidang jasa.
“Untuk jasa yang sudah ikut ada teknisi HP, tukang cukur, juga perbaikan televisi,” imbuhnya.
Jumlah UMKM yang bergabung dipastikan akan terus bertambah, karena pihaknya masih terus membuka ruang bagi UMKM yang ingin bergabung.