Cerita Mistis 'Hotel Hantu' Bedugul, Ini Yang Harus Dilakukan Saat Lewat atau Mendatanginya

Tak lupa, mereka menghaturkan sebuah rokok sebagai tanda izin masuk ke dalam kawasan angker ini.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Eviera Paramita Sandi
Istimewa / Gung Yudha
Suasana hotel hantu di Bedugul, Bali 

Untuk itu, ia menyarankan agar manusia yang ingin datang ke tempat angker atau seram agar tetap berdoa.

“Kalau ke tempat angker atau tenget seperti di Bali, memang dipercaya ada penunggunya. Kerap disebut mbaureksa. Atau gumatat-gumitit, wong samar, gamang, banaspati, dan lain sebagainya.

Ia juga menjelaskan, jika tidak bisa menggunakan mantra cukup dengan permohonan izin saja.

“Atau dikenal dengan sebutan sesontengan, intinya bahasa yang kita pahami,” tegasnya.

Dengan bahasa Bali atau Indonesia, atau Inggris memohon izin ke penunggu yang berada di tempat itu agar tidak diganggu.

Kemudian menghaturkan gagapan (buah tangan), yang disukai penunggu di sana. Semisal kopi, rokok, jajanan pasaran, atau permen.

Sesontengan itu seperti ‘tabik pakulun, atau tabik sugra sira sane nuwenang genah driki,” katanya. Setelah itu jelaskan maksud dan kedatangan tujuan ke sana.

Jika hanya lewat jalan di depan tempat angker, bisa membunyikan klakson.

Sebagai tanda hormat atau meminta izin lewat. Saat ditanya, cara untuk mengembalikan aura dan energi positif dari bangunan lama terbengkalai.

Jro Gendeng mengatakan, harus dilakukan pembersihan (mareresik) dengan mengembalikan unsur bhuta, atau penghuni yang menganggu ke alamnya dengan tatanan proses upacara dan upakara.

“Yang jelas ada rentetan upacara dan upakaranya, atau ritual sesuai desa, kala, patra setempat. Atau sesuai dengan tempat dimana wilayah angker itu berada,” imbuhnya. (ask)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved