Sponsored Content

Empati dengan Kediaman Keluarga Wayan Cablik, Bupati Suwirta Minta Bedah Rumah Segera Dituntaskan

Suasana seketika temaram, saat Bupati Klungkung I Nyomam Suwirta memasuki kamar dari Ni Wayan Cablik (55) di Dusun Sompang, Desa Bunga Mekar, Nusa Pen

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Keluarga Ni Wayah Cablik (55) saat ditemui di kediamannya di Dusun Sompang, Desa Bunga Mekar, Nusa Penida, Jumat (6/11/2020). 

TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Suasana seketika temaram, saat Bupati Klungkung I Nyomam Suwirta memasuki kamar dari Ni Wayan Cablik (55) di Dusun Sompang, Desa Bunga Mekar, Nusa Penida, Jumat (6/11/2020).

Kediaman dari wanita paruh baya tersebut, sangat jauh dari kesan layak.

Selain sebagai tempat untuk tidur, aktivitas memasak pun dilakukan di kamarnya tersebut.

Ni Wayan Cablik hanya didampingi oleh putranya, I Made Putra (29) saat kediamannya dikunjungi Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta.

Baca juga: BLT Gaji Tahap II Cair Mulai Hari ini, Jika Belum Ditransfer Coba Cek Disini

Baca juga: Cerita Mistis di Hotel Hantu Bedugul: Ada Kejadian-kejadian Ganjil

Baca juga: Sembilan Pasien Sembuh Covid-19 di Jembrana Dipulangkan

Wayan Cablik saat itu kaget, karena tiba-tiba dikunjungi rombongan bupati yang kebetulan melaksanakan kegiatan bedah desa.

Ia seketika berusaha mematikan api pada tungku yang ia buat di dalam rumahnnya.

Sementara suaminya, Made Kama saat itu kebetulan berada di ladang.

" Saya setiap hari juga memasak di dalam kamar ini," ungkap Ni Wayan Cablik

Selama bertahun-tahun keluarga itu berada di garis kemiskinan.

Baca juga: Warga Heboh Penemuan Ikan Aneh di Pesisir Pantai Tianyar Barat Karangasem

Baca juga: Berawal dari Video Mesum di Hutan, Wanita ini Dirudapaksa dalam Kondisi Patah Tulang di Hotel

Baca juga: Rahasia Diet Istri Denny Cagur, Berat Badan Turun 18 Kg Dalam 3 Bulan, Bisa Makan 5 Kali Sehari

Tempat tinggalnya pun sama sekali tidak layak.

Rumahnya hanya berdinding rangkaian bedeg yang sudah usang, atapnya pun sebatas asbes yang sudah pecah di mana-mana.

Sementara lantainya masih tanah.

Di dalam rumah yang berisi 1 kamar itu, terdapat satu tempat tidur yang ukurannya tidak terlalu besar yang hanya beralas tikar.

Sementara tidak jauh dari tempat tidurnya, terdapat tungku dengan bara yang masih menyala.

" Sudah dari lama kondisi seperti ini," ungkapnya singkat.

Baca juga: Waspada Pupuk Palsu, Sasar Petani di Pegunungan

Baca juga: Manchester United Vs Everton, Laga Penentu Ole Gunnar Solskjaer di Tengah Isu Pemecatan

Baca juga: WIKI BALI - Gung Mas Pemayun Berhasil Sandang Puteri Cilik Indonesia Persahabatan 2020

Di depan rumahnya itu, sang putra I Made Putra sedang merapikan gentong yang ia gunakan untuk menampung air hujan.

Selama ini dia tidak memiliki sambungan PDAM dan hanya memanfaatkan air hujan.

Demikian halnya listrik yang ia sambung dari kediaman kerabatnya yang lokasinya tidak jauh.

" Di rumah ini yang tidur orang tua saya. Kalau saya menumpang di rumah paman," ungkap Made Putra.

Made Putra yang selama ini membantu perekonomian keluarga tidak bisa lagi mengais rezeki.

Sebelumnya ia kerap menjual kelapa muda, ke beberapa akomodasi wisata di Desa Bunga Mekar.

Namun semenjak pandemi, tidak ada lagi wisatawan. Pria yang hanya tamatan sekolah dasar itu, tidak lagi mendapatkan penghasilan.

Baca juga: Tak Bisa Bayar Utang, Personil Polisi Dipecat dengan Tidak Hormat

Baca juga: Periode Bulan Oktober 2020, Pergerakan Penumpang di Bandara Ngurah Rai Tumbuh 30 Persen

Ayahnya kesehariannya hanya bekerja sebagai petani penggarap, dan ibunya memelihara beberapa ekor babi.

Pengasilan keluarga itu tidak menentu, dan bahkan belum cukup untuk makan sehari-hari.

" Sekarang saya sudah tidak bisa kerja lagi, karena wisatawan sepi," ungkap Made Putra.

Kepala Dusun Sompang I Ketut Merta menjelaskan, keluarga tersebut selama ini sudah tercatat rumah tangga miskin. Hanya saja belum mendapatkan bantuan bedah rumah.

" Kami sudah usulkan, tapi belum mendapatkan kuota untuk bedah rumah," ungkap Ketut Merta yang saat itu mendampingi Bupati Nyoman Suwirta.

Sementara keluarga itu juga sudah menerima bantuan PKH.

" Kami akan usulkan bantuan bedah rumah untuk tahun berikutnya," jelasnya.

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta melaksanaksn program bedah desa, dan menyambangi kediaman warga miskin di Desa Bunga Mekar Nusa Penida.

Ia pun mendapatkan fakta, masih cukup banyak keluarga kurang mampu, yang tinggal di rumah yang tidak layak.

" Kalau menunggu APBD membutuhkan waktu yang cukup lama. Sementara prioritaskan bedah rumah menggunakan dana alokasi desa," ungkap Suwirta.

Ia menegaskan, tahun 2021 dana alokasi desa diprioritaskan untuk penanganan sampah dan kemiskinan, termasuk di dalamnya bedah rumah kepada warga kurang mampu.

" Jangan anggarkan gang atau jalan, biarkan itu urusan pemerintah kabupaten. Nanti dari dana alokasi desa itu, bisa dianggarkan untuk bedah rumah agar semua tuntas," jelas Suwirta. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved