Bahaya Bermain Medsos Terlalu Lama, Salah Satunya Tidak Bisa Berhenti Membandingkan
Padahal, memegang ponsel dan kecanduan bermain media sosial terlalu lama berdampak buruk pada kesehatan.
TRIBUN-BALI.COM - Ponsel dan media sosial sudah menjadi gaya hidup.
Banyak di antara kita merasa ada sesuatu yang kurang jika tidak memegang ponsel dan mengakses media sosial.
Padahal, memegang ponsel dan kecanduan bermain media sosial terlalu lama berdampak buruk pada kesehatan.
Terlebih lagi saat masa pandemi Covid-19, kita lebih banyak diam di rumah dan otomatis lebih banyak berinteraksi melalui media sosial.
Untuk itulah, perlu adanya detoksifikasi media sosial yang pada dasarnya adalah berhenti sejenak dari media sosial.
Tentukan berapa lama kita membatasi akses media sosial, dan platform apa saja yang harus kita batasi.
Kita bisa mengumumkannya di media sosial supaya teman atau kerabat kita mengetahuinya.
Jika enggan melakukan hal tersebut, kita dapat langsung berhenti mengakses media sosial.
Baca juga: Ngamuk Saat Kuota Internetnya Habis, Begini Ciri-ciri Orang Kecanduan Gadget, Mirip Pecandu Narkoba
Terapis kesehatan perilaku Jane Pernotto Ehrman, MEd, RCHES, ACHT menjelaskan, detoksifikasi media sosial bisa berbagai macam, seperti menghapus salah satu aplikasi atau berhenti mengikuti akun yang membuat kita mempertanyakan harga diri kita.
Bisa jadi kita berusaha menghindari semua platform media sosial selama satu bulan.
Atau, kita tetap mengakses media sosial dalam waktu terbatas, yaitu 30 menit sehari.
"Menjauh dari media sosial adalah cara tepat untuk mendapatkan gambaran lebih baik tentang realita," kata Ehrman.
"Tindakan itu baik bagi kesehatan mental dan sosial kita, tetapi tidak harus selamanya. Intinya, kita menjadi lebih sadar akan realita."
Tanda kita perlu membatasi paparan media sosial
a. Tidak bisa berhenti membandingkan
Media sosial biasanya dianggap sebagai gambaran utama kehidupan seseorang.