Liputan Khusus

Ngamuk Saat Kuota Internetnya Habis, Begini Ciri-ciri Orang Kecanduan Gadget, Mirip Pecandu Narkoba

Saat ini hampir semua orang menggunakan smartphone alias ponsel pintar. Namun kenapa ada yang kecanduan sampai depresi, gila, bahkan hendak bunuh

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ady Sucipto
Nova
Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua Agar Anak Tak Kecanduan Gadget | thinkstock 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR -- Saat ini hampir semua orang menggunakan smartphone alias ponsel pintar.

Namun kenapa ada yang kecanduan sampai depresi, gila, bahkan hendak bunuh diri?

Di sisi lain banyak juga yang tidak sampai mengalami kecanduan. 

Psikiater dari RSUD Wangaya Denpasar, dr I Gusti Rai Putra Wijaya, SpKJ mengatakan, ciri-ciri dari adiksi yang disebabkan oleh ponsel baik itu media sosial (medsos) dan game online adalah ketika waktu penggunaan smartphone-nya terus bertambah.

“Sama seperti kecanduan narkoba. Awalnya 1 gram enak. Sebulan ga enak 1 gram, jadinya tambah 2 gram, 3 gram. Kecanduan behavior juga seperti itu. Selalu merasa kurang. Nah kalau tidak mendapatkan mulai ada kegelisahan, baik secara fisik, dan mental itu tidak nyaman,” jelas pendiri Rumah Berdaya Kota Denpasar ini.

Jika dalam kecanduan narkoba pecandu akan ngamuk dan frustasi ketika tidak dapat barang, maka dalam kecanduan ponsel, orang tersebut bakal ngamuk ketika kuota internetnya habis, atau baterai ponselnya drop.

Dalam hal kecanduan bermedia sosial, kata Dokter Rai, memungkinkan membuat adiktif karena di media sosial adalah alat untuk mengekspresikan diri, atau pencitraan, atau istilah kerennya, panjat sosial (pansos).

Dengan era media sosial ini, orang merasa sangat penting akan citranya meskipun banyak yang tidak sesuai dengan aslinya.

Namun karena merasa mendapatkan reward atas pencitraannya, ia terus ingin meneruskan.

Sedangkan dalam hal bermain game online lewat ponsel hampir serupa dengan media sosial.

Dari penangannya terhadap pasien yang alami depresi akibat game online, Dokter Rai menceritakan ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh pecinta game online selain bermain game online itu sendiri.

“Jadi saat konsultasi itu dia menunjukkan ke saya bagaimana dia asyiknya main game online.

Di situ saya ditunjukkan juga yang menarik di sana. Jadi dia bisa jadi apapun. Jadi Avatar apapun. Ketemu sama orang lain, pacaran,” ungkap Gusti Rai.

Gusti Rai yang juga sempat melakukan penelitian tentang game online.

Terungkap kecenderungan mereka yang menjadi sangat terikat dengan game online adalah mereka yang memiliki potensi namun tidak berdaya di dunia nyata.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved