Setelah Ikuti Pelatihan, Peserta Program ICRG di Bali Mulai Kerjakan Struktur Tanam Terumbu Karang
Direktur Jasa Kelautan Ditjen PRL, Miftahul Huda hadir ditengah-tengah warga dalam kegiatan hari pertama mulainya program padat karya ICRG ini
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional Restorasi Terumbu Karang atau Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) di Bali oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Ditjen Pengelolaan Ruang Laut (PRL) dimulai hari ini secara serentak.
Salah satu diantaranya warga di Desa Adat Tanjung Benoa berkumpul di areal depan SDN 1 Tanjung Benoa untuk mulai melakukan program padat karya ICRG tersebut.
Direktur Jasa Kelautan Ditjen PRL, Miftahul Huda hadir ditengah-tengah warga dalam kegiatan hari pertama mulainya program padat karya ICRG ini.
"Hari ini kita mulai secara resmi sebenarnya walaupun sebenarnya sejak dua minggu lalu sudah ada pelatihan itu bagian dari rangkaian ICRG.
Baca juga: Layani Rute Khusus Kargo Denpasar-Hongkong, Garuda Indonesia Angkut 30 Ton Komoditas Ekspor Bali
Baca juga: Cara Mengetahui Kerinduan Pria Berdasarkan Zodiak, Perhatikan Cara Aquarius Berbicara
Baca juga: Mengenal Zodiak Sagitarius, Sang Pemanah yang Menyendiri Saat Terluka dan Cinta Kebebasan
Tetapi secara resmi padat karya dalam skala besar kita mulai hari ini, dimulai dengan upacara adat," imbuh Miftahul Huda, Sabtu (7/11/2020) siang disela kegiatan.
Ia berharap lokasi penanaman terumbu karang di Tanjung Benoa hampir melibatkan hampir seribu orang lebih masyarakat sekitar dapat berjalan dengan baik.
"Dan kita berharap ini bisa bekerja sampai akhir kegiatan dan bisa memberikan manfaat kepada masyarakat di Tanjung Benoa.
Kedepan kita berharap ICRG yang kita tanam di sekitar Nusa Dua bisa menjadi atraksi wisata laut yang akan dikelola oleh masyarakat sehingga akan memberi manfaat secara ekonomi kepada masyarakat," tambah Miftahul.
Karena menurutnya masyarakat tidak perlu lagi membuat peralatan-peralatan seperti sekarang untuk menanam terumbu karang karena sudah ada dan tinggal mereka menjaga.
Diharapkan juga masyarakat aktif dalam kegiatan padat karya ini dan dapat memelihara serta menjaganya sehingga pelestarian terumbu karang dapat diwujudkan lalu atraksi wisata bawah air dapat menarik minat kunjungan wisatawan ke Bali.
Dalam pelatihan sebelumnya yang digelar selama dua minggu adalah kepada mandor atau pemimpin pelaksanaan program padat karya serta pengawas sehingga hasil pekerjaan mereka itu bisa berjalan.
"Jadi sebenarnya mulainya tidak terlambat tapi memang harus kita latih dulu karena tenaga kerja seperti ibu-ibu ini kan tidak pernah membuat bangunan transplantasi struktur terumbu karang sehingga mereka perlu dilatih dan harus ada pengawasnya. Kalau tiba-tiba bekerja khawatirnya malah tidak sesuai target," ungkap Miftahul.
Kita berharap hari ini tanggal 7 November kita masih ada waktu 45 harian sehingga masyarakat dapat bekerja dan akan ada pergerakan ekonomi di masyarakat nantinya.
Dan mulai hari ini program padat karya ICRG serentak dilaksanakan di lima lokasi di Bali yaitu Pandawa, Serangan, Sanur, Nusa Dua dan Buleleng.
Baca juga: Miliki Aura Memesona, 3 Zodiak Ini Sering Jadi Pusat Perhatian, Libra Menawan di Setiap Kesempatan
Baca juga: Thai Airways Bangkrut dan Jual 34 Pesawatnya
Baca juga: 8 Artis Indonesia Poligami, Ada yang Punya Empat Istri
"Semuanya mulai hari ini yang besarnya selain disini juga di Pandawa, Serangan, Sanur dan Nusa Dua. Tetapi memang proses pelatihannya dua minggu karena kita harus meyakinkan masyarakat untuk membikin kayak gini itu bisa dilakukan tanpa basis keilmuan dan skill tertentu," imbuhnya.
Untuk penanaman terumbu karang akan dilakukan dengan delapan metode diantaranya seperti hexadome/fishdome, spider, dan berbagai metode lainnya akan dipadukan dengan patung termasuk rumah batako yang diusulkan Bapak Menteri KKP.
"Kenapa rumah batako itu diusulkan Pak Menteri? Karena dari rumah batako itu paling murah tetapi dengan membuat struktur dari rumah batako terumbu karang itu ikan-ikan makin banyak. Nah Pak Menteri ingin menerapkan itu juga di Bali sehingga tidak hanya karang nya yang kita tumbuhkan tapi ada ikan-ikan yang bisa banyak disekitar karang tadi sehingga bisa menjadi pendapatan lain dari nelayan," papar Miftahul Huda.
Suryo Kusumo selaku Wakil Ketua Pengurus Asosiasi Koral Kerang dan Ikan Hias Indonesia (AKKII) menyampaikan untuk di Tanjung Benoa ini menggunakan delapan metode penanaman terumbu karang, yakni meja, pipa, fishdome, RB, batako, marrs, patung dan biorock.
Siang ini masyarakat yang mengikuti program padat karya ICRG pun mulai bekerja bersama membuat struktur metode pipa.
"Pipa paralon di potong satu meter dan ujungnya runcing nanti ditancap-tancapkan di laut. Dan nanti di ujung paralon itu ditanam karang biar karang tumbuh. Masa pekerjaan kita sekarang itu dipotong, kemudian memotong besi untuk behel yang di dalam paralon itu kemudian dicor kemudian bikin substrat semen untuk sistem meja. Jadi hari ini kita lakukan pengerjaan itu," papar Suryo.
Ibu-ibunya buat substrat semen untuk penanaman karang dengan metode karang dan bapak-bapaknya memotong pipa untuk metode penanaman pipa.
Dan begitu struktur metode tanamnya sudah selesai lalu akan kita devert tanam di laut.
"Pekerjaannya ini bertahap dan kalau misalkan selesai nanti tinggal kita devert tancepin disana. Bibit karang juga tidak hanya dari Bali tapi ada dari daerah lain juga dan butuh proses juga," tambahnya.
Kepala Perwakilan AKKII Bali, Irene Yunani menuturkan untuk bibit terumbu karang yang akan ditanam pada program ICRG ini ada dari Banyuwangi Jawa Timur dan daerah lainnya.
"Kita sesuaikan dengan kebutuhan bibitnya nanti. Alasannya mengambil bibit terumbu karang dari daerah lain karena kalau sesuai dari arahan KLHK bibit terumbu karang diambil dari budidaya. Bibitnya tidak ambil dari alam tapi dari pelaku budidaya, harus jelas legalitasnya atau izinnya," ungkap Irene.
Ia menegaskan semua program restorasi terumbu karang tidak boleh mengambil langsung dari alam kalau tidak memungkinkan stok dari pebudidaya karang karena tidak mencukupi boleh mengambil dari alam tapi maksimal 25 persen.
"Misalkan satu koloni satu hamparan, maksimal itu 25 persen bisa diambil. Tapi itu opsi kedua, opsi pertama tadi dari pebudidaya tadi," jelasnya.(*)