Dapat Dana dari Pusat, 50 Perempuan di Desa Tigawasa Buleleng Dilatih Buat Kerajinan Bambu

Dana itu digunakan untuk mengadakan program pelatihan Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan (PKHP) yang ada di masing-masing desa. 

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Wema Satya Dinata
istimewa
Sejumlah perempuan di Desa Tigawasa, Kecamatan Buleleng saat mengikuti pelatihan membuat keterampilan dari bahan bambu 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA  – Tujuh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang ada di Buleleng, digelontorkan dana pelatihan oleh  pusat.

Dana itu digunakan untuk mengadakan program pelatihan Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan (PKHP) yang ada di masing-masing desa. 

Salah satu yang mendapatkan dana tersebut adalah PKBM Widia Aksara, Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Buleleng.

Ketua PKBM Widia Aksara, Putu Ayu Hervina Sanjyanti mengatakan, program pelatihan sudah berjalan sejak Oktober dan berakhir pada akhir November nanti.

Baca juga: Update Covid-19 Bali, 9 November: Kasus Positif Bertambah 68 Orang, 70 Pasien Sembuh dan 1 Meninggal

Baca juga: Pembukaan Penerbangan Internasional bagi Wisatawan di Bali Tinggal Menunggu Perintah Presiden

Baca juga: Dua Kawasan Publik di Bali Ini Disasar Tim Ops Yustisi, Petugas Nihil Temukan Pelanggar Prokes

Dimana, jumlah peserta yang mengikuti pelatihan sebanyak 50 orang, dibagi dalam dua kelompok.

Peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah perempuan-perempuan yang ada di Desa Tigawasa, yang kehilangan mata pencaharian akibat pandemi covid-19.

"Khusus di PKBM Widia Aksara, pesertanya diberi pelatihan membuat tas dan sovenir dari anyaman bambu.

Pelatihannya ini mengikuti kearifan lokal yang ada di desa masing-masing.

Artinya  perempuan-perempuan yang ada di Tigawasa kam memang sering bergelut dalam keterampilan bambu.

Hanya saja, dari pelatihan ini, masyarakat diajar agar lebih berinovasi. Seperti pembuatan tas, diisi stiker-stiker yang lebih menarik," terangnya.

Selain diajarkan berinovasi, para peserta juga dilatih untuk memasarkan produk yang dihasilkan, secara online.

"Jadi peserta juga diajar agar melek teknologi. Sehingga produknya bisa dijual tidak hanya lewat sosial media, tapi juga bisa dipasarkan lewat Shopee atau Tokopedia lah.

Jika ada yang memesan produknya, peserta yang sudah terbagi dalam dua kelompok itu bisa membuatkannya.

Jadi untungnya bisa dibagi-bagi. Dana yang diberikan oleh pusat ini nantinya juga akan diberikan ke masing-masing peserta Rp 200 ribu untuk modal," jelasnya.

Baca juga: Ashanty Protes Baju Renang yang Diberikan Azriel Kekecilan, Pacar Sarah Menzel Salahkan Pegawai Toko

Baca juga: Pria 41 Tahun Bujuk Pelajar SMP di Baturiti, Kenalan Online, Mengaku Duda dan Setubuhi Korban 7 Kali

Baca juga: Ramalan Zodiak Cinta 10 November 2020, Gemini Akan Bertengkar Hebat, Pisces Merasa Kecewa

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan kerajinan yang dibuat bisa produksi secara berkelanjutan, sehingga pendapatan masyarakat di desa setempat juga ikut meningkat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved