Serba Serbi
Balai Hasil Jarahan Perang, Saksi Bisu Kisah Berdirinya Puri Kauhan Ubud
zaman feodal, zaman kerajaan, perang masih kerap terjadi dalam perebutan kekuasaan.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Pada zaman feodal, zaman kerajaan, perang masih kerap terjadi dalam perebutan kekuasaan.
Hal ini juga terjadi di Bali.
Staf Khusus Presiden, A A G.N. Ari Dwipayana, menceritakan ihwal sekilas kisah berdirinya Puri Kauhan Ubud.
Pria yang juga Sekjen Pengurus Pusat Kagama ini menceritakan awal kisah Tjokorda Ketut Rai dan keturunannya sampai bisa tinggal di Ubud.
Baca juga: Cerita Ketut Ngasti, Kakek 79 Tahun Sering Keluar Malam, Ditemukan Tewas dan Hidung Keluar Darah
Baca juga: Taufiq Berada di Bandung, Tetap Menjalankan Program Latihan yang Diberikan Pelatih
Baca juga: 4 Zodiak yang Pandai Melihat Peluang Bisnis, Pisces Lihai Bernegosiasi
“Bermula dari pertikaan politik raja-raja Bali di abad XXI, setelah jatuhnya kerajaan Buleleng di tangan Belanda. Diawali dengan kasus Apuan, salah satu desa di Gianyar yang meminta sula politik kolektif ke Kerajaan Bangli. Supaya kasus Apuan tak terulang lagi, Raja Klungkung memengaruhi para punggawa di wilayah kerajaan Gianyar supaya memberontak kepada Raja Gianyar,” jelasnya kepada Tribun Bali, Selasa (17/11/2020).
Salah seorang dari mereka terbius oleh ajakan itu.
Dia lah, bernama Tjokorda Oka Negara, yang selanjutnya dikenal Oka Negara.
Ia merupakan punggawa negara, yang terletak di wilayah barat kerajaan Gianyar.
“Pada tahun 1884 punggawa ini menyatakan daerahnya lepas dari kekuasaan Kerajaan Gianyar dan sebaliknya mengakui kekuasaan Dewa Agung di Klungkung,” sebutnya.
Terjadilah perang yang melibatkan Gianyar, Klungkung, dan Bangli.
Sebagai akibat dari perang tersebut, kerajaan Gianyar terpecah tiga, yang masing-masing dikuasai oleh Bangli, Klungkung, dan tiga wilayah otonom yang berada di bawah kepunggawaan masing-masing, yakni Peliatan, Ubud, dan Tegalalang.
“Tidak satupun laskar Oka Negara mampu mengalahkan laskar Peliatan,” katanya.
I Dewa Ketut Sandat dan Gusti Ngurah Gembrong, lari tebirit-birit dari medan laga ketika berhadapan dengan Tjokorda Gde Soekawati yang membawa keris sakti bernama I Campuan.
Sedangkan laskar Oka Negara lainnya, yang terdiri dari pasukan Ketewel, Negara, dan Sukawati dapat dikalahkan oleh laskar Peliatan-Tegallalang di bawah pimpinan Manca Peliatan Tjokorda Gde Rai.
