Sarasehan Pusterad dengan Media Massa, Bahas Berita Hoaks Ancaman Bagi Negara
"Peran media sangat bagus sekali memberikan infomasi tentang pelaksanaan program-program TNI, untuk di daerah, 15 Kodam bersinergi dengan media
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Pusat Teritorial TNI Angkatan Darat (Pusterad) meningkatkan sinergitas dengan media massa melalui kegiatan komunikasi sosial atau sarasehan guna menyikapi tantangan perkembangan arus teknologi dan informasi yang begitu masif.
"Kegiatan ini merupakan metode binter TNI AD, beberapa waktu yang lalu dengan para akademisi, kemudian dengan media massa," kata Danpusterad Letjen TNI R. Wisnoe Prasetja Boedi kepada awak media peserta sarasehan di Hotel Horison, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020).
Danpusterad menjelaskan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempererat sinergitas TNI AD dengan media massa dalam kontribusinya terhadap pembangunan negeri terlebih di era 4.0 kecepatan informasi menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat dan menjadi sarana interaksi bagi masyarakat.
"Peran media sangat bagus sekali memberikan infomasi tentang pelaksanaan program-program TNI, untuk di daerah, 15 Kodam bersinergi dengan media memberikan informasi dan edukasi bagi masyarakat," ujarnya.
Baca juga: DLH Gianyar Rapatkan Barisan untuk Maksimalkan Kinerja Tim Kebersihan Pemkab
Baca juga: Andi Gilang dan Ekky Pratama Bisa Wakili Indonesia di Kelas Moto2 dan Moto3 MotoGP 2021
Baca juga: Kroasia Vs Portugal, Cristiano Ronaldo Tumpul, Drama di Injury Time dan Portugal Menang 3-2
Lanjut Danpusterad, menyinggung soal saat ini didapati pemberitaan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya hingga masyarakat salah kaprah dalam menyikapi berita dan menjadi ancaman bagi persatuan dan kesatuan NKRI.
"Pemberitaan yang tepat dan akurat dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat, guna edukasi yang proaktif kepada masyarakat dan membangun karakter bangsa melalui media massa," sebutnya.
Ia menyebut ancaman potensial terhadap bangsa Indonesia terhadap penyebaran berita bohong saat ini adalah bencana non alam, meliputi paham radikal hingga Pilkada Serentak 2020.
"Seluruh komponen bangsa wajib mengantisipasi berbagai ancaman, TNI AD didukung media massa memiliki peran vital dalam melaksanakan pembinaan ketahanan masyarakat," tuturnya.
Melalui kegiatan sarasehan dengan media massa, Pusterad berharap memperoleh masukan dan saran dalam menyusun strategi dalam rangka mendukung pembangunan nasional.
"Media merupakan motor penggerak yang sangat dahsyat bagi negara maka dari itu sinergitas ini sangat penting dalam membangun negeri, menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI," tegasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo RI, Prof. Dr. Widodo Muktiyo menyebut hoaks atau berita bohong memang sengaja diciptakan.
Hoaks yang beredar memiliki ciri-ciri diawali dengan kata sugestif dan heboh, kerap mencatut nama tokoh dan lembaga terkenal, tidak masuk akal kerap disertai hasil riset palsu, tidak muncul di media arus utama, lebih banyak di aplikasi pesan instan, serta biasanya ditulis dengan huruf kapital dan tanda seru.
"Hoaks itu dengan sengaja diciptakan sebagai alat propaganda berdasarkan hasil survey Mastel dengan persentase mencapai 90,30 persen, berita yang menghasut 61,60 persen, dan berita tidak akurat 59 persen, inilah yang menjadi tantangan media massa dalam peran menyampaikan komunikasi melalui konvergensi atau konglomerasi media untuk menyampaikan arus informasi berbasis isu," ujarnya.
Sementara itu bentuk hoaks yang sering diterima berupa tulisan 62,10 persen, gambar 37,50 persen dan video 0,40 persen.
Baca juga: 6 Arti Mimpi Makan Daging, Pertanda Rezeki, Kebahagiaan, Hingga Sakit Parah, Pernah Mengalaminya?
Baca juga: Arti Mimpi Bertemu dan Dikejar Harimau, Pertanda Dihormati Namun Dekat dengan Penyakit dan Utang
Baca juga: 4 Fakta Kakak Beradik Penipu 92 Online Shop di Bandung hingga Surabaya, Modus Bukti Transfer Fiktif