Fraksi Golkar DPRD Bali Minta Anggaran Sektor Pertanian Dinaikkan Minimal 5 Persen dari APBD

Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali meminta Gubernur Bali, Wayan Koster untuk menaikkan angga

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/Putu Supartika
Ilustrasi sawah 

Rawan Atmaja menuturkan, bahwa pihaknya di Partai Golkar Bali juga sudah mempunyai program petani milenial.

Program ini dirancang agar banyak anak muda menekuni pertanian dan tidak malu menjadi petani.

Dirinya berharap, petani di Bali bisa disegani seperti di negara lain.

"Kalau di KTP-nya sudah ada "farmer" atau petani itu ditakuti. Jadi kita ingin seperti itu di Bali. Jadi kalau sudah  KTP petani, pekerjanya petani itu kan mungkin mendapat fasilitas perlindungan dari pemerintah, kesehatan, pendidikan," tuturnya.

Anggota Komisi IV DPRD Bali ini menegaskan, bahwa berprofesi sebagai petani masih memiliki peluang di Pulau Dewata.

Menurutnya, masih banyak tanah yang nganggur dan bisa dimanfaatkan sehingga produk di Bali tidak didatangkan dari luar.

"Jadi kita bisa maksimalkan masyarakat kita yang di Bali untuk memproduksi seperti bahan-bahan pokok yang bisa disuplai ke hotel-hotel setelah normal," paparnya.

Sentuhan Teknologi

Anggota Kelompok Tim Ahli DPRD Bali, Komang Suarsana mengatakan, ahli fungsi lahan menjadi salah satu kendala atau tantangan dalam pembangunan sektor pertanian di Pulau Dewata.

Guna mengatasi permasalahan tersebut, pengembangan sektor pertanian ke depan bisa dilakukan dengan berbagai teknologi.

"Jadi petani tidak bergantung kepada lahan, tetapi bergantung pada teknologi. Bagaimana dengan lahan terbatas tetap bisa berproduksi dengan baik, misalnya dengan mengandalkan media-media lain, hidroponik (dan) ada media-media tanam yang lain," jelasnya. Melalui berbagai teknologi, sektor pertanian akan tetap bisa dikembangkan, termasuk dalam penggunaan bahan-bahan organik.

Di sisi lain, pengembangan sektor pertanian bukan hanya dilihat pada proses penanaman semata, tetapi juga menyangkut pascapanen.

Dalam pascapanen ini, produk pertanian perlu diolah dan dikemas sehingga dalam prosesnya juga membutuhkan sentuhan teknologi.

Suarsana menuturkan, dalam beberapa kali aktivitas Partai Golkar Bali bersama para petani milenial, sangat difokuskan mengenai perkembangan pertanian berupa inovasi dan teknologi pertanian yang terus berkembang.

"Ini yang membuat nanti jangan sampai petani itu stigmanya lahan, kotor, jorok, miskin, kurus dan sebagainya," kata dia.

Akan tetapi, kata Suarsana, petani dikembangkan dengan brand yang baru seperti pertani milenial yang mengembangkan produk, memasarkan, mengemas, mengolah dan sebagainya. (*)

 

ReplyForward

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved