KTT G20

Di KTT G20, Jokowi Serukan agar Vaksin Covid-19 Bisa Diakses Semua Negara Tanpa Terkecuali

Presiden Jokowi menginginkan agar vaksin bisa diakses seluruh negara tanpa terkecuali.

Editor: Wema Satya Dinata
BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden Joko Widodo mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Kamis 26 Maret 2020. 

TRIBUN-BALI.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya pendanaan pemulihan kesehatan dan pemulihan ekonomi bagi negara-negara yang terdampak Covid-19.

Hal itu salah satu poin yang disampaikan Jokowi dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 hari pertama yang digelar secara virtual pada Sabtu (21/11/2020) malam.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, dalam pertemuan hari pertama, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa saat ini dunia sangat menantikan hasil KTT G20.

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus difokuskan dalam pertemuan G20 kali ini.

Baca juga: 5 Manfaat Buah Melon untuk Kesehatan Tubuh, Apa Saja Itu ?

Baca juga: Konsumsi Makanan Berlebih Rugikan Kesehatan Fisik dan Mental, Berikut 9 Kerugiannya

Baca juga: Cristiano Ronaldo Jadi Pemain Tersubur Keempat di Dunia, Messi ke-7

"Pentingnya pendanaan bagi pemulihan kesehatan.

Presiden menyampaikan bahwa dunia tidak akan sehat kecuali semua negara sudah sehat," ujar Retno dalam konferensi pers KTT G20.

Retno mengatakan, vaksin menjadi salah satu amunisi agar kesehatan dunia bisa pulih kembali akibat pandemi Covid-19 ini.

Presiden Jokowi menginginkan agar vaksin bisa diakses seluruh negara tanpa terkecuali.

"Komitmen politik G20 sangat diperlukan untuk memobilisasi pendanaan global bagi pemulihan kesehatan," kata Retno.

 Selain pemulihan kesehatan, Presiden Jokowi juga ingin agar pemulihan ekonomi dunia turut difokuskan dalam KTT G20 tersebut.

Presiden mengatakan bahwa UNCTAD telah meminta dukungan dana sebesar 2,5 triliun dollar AS agar negara berkembang dan mampu keluar dari keterpurukan ekonomi.

 "Negara berkembang membutuhkan fiscal space untuk pemulihan ekonomi," kata dia.

Dalam pemulihan ekonomi, pentingnya bantuan restrukturisasi utang bagi negara berpenghasilan rendah khususnya dari negara-negara pemberi hutang yang besar.

Kemudian restrukturisasi utang tersebut juga harus dibarengi dengan tingkat manajemen utang.

Baca juga: 97 Sekaa Teruna di Denpasar Utara Siap Terima Insentif  Ogoh-ogoh

Baca juga: Polda Bali Kembali Dipimpin Putra Daerah Bali, Apa Tantangan Terbesarnya?

Baca juga: Polres Badung Pastikan Situasi Nataru Kondusif dengan Operasi Cipkon Agung II 2020

Termasuk pentingnya meneruskan dukungan extraordinary kebijakan fiskal, moneter, kebijakan sektor keuangan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved