Pura di Bali
Tempat Mohon Keturunan hingga Kesembuhan, Pura Melanting Jambe Pole Didatangi Warga hingga Pejabat
“Banyak juga orang memohon penyembuhan, keturunan, bahkan jodoh ke pura langsung,” jelas Ajik Atu kepada Tribun Bali, Selasa (1/12/2020).
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Kemudian dengan pembengkakan biaya operasional, akhirnya Taman Festival Bali dinyatakan bangkrut dan pada 1999 selesai beroperasi.
Terbengkalai hingga saat ini, dan menjadi lokasi wisata horor yang dikelola desa adat.
Ia menjelaskan, secara niskala Taman Festival Bali kurang mendapat sambutan dari penunggu alam di sana.
Apalagi dengan adanya pemindahan 111 mayat korban kecelakaan pesawat terbang, di Gerokgak Buleleng pada 1974.
Sehingga auranya terasa berbeda.
Kemudian adanya kerajaan gaib yang mewah dan kuat, membuat lokasi ini kian angker.
Hal itu juga ditambah adanya pura sebagai areal suci.
Ia menyebutkan, bhatara yang melinggih di pura adalah Ida Bhatara Ratu Niang Lingsir Sapuh Jagat.
Kemudian Ida Bhatari Mas Melanting, Ida Ratu Mas Manik Kembar.
“Semeton bisa bawa banten pejati, dan bisa melukat juga di pura,” imbuhnya.
Hal ini diakui Mbah Huda, dari Padepokan Tirta Kahuripan.
Pria bernama lengkap Huda Nuryanto ini, telah lama datang ke sana. Ia sedih melihat kondisi Taman Festival Bali.
“Saya dulu ke sini, mau kencing toilet tidak ada ketutup semak belukar saya sedih,” katanya.
Keesokan harinya, Mbah Huda berinisiatif membersihkan semak belukar itu.
Saat Tribun Bali mendatangi Taman Festival pun, Mbah Huda terlihat sedang bersih-bersih dan membakar kayu daun kering di areal depan dekat pintu masuk.