Hanya Dimiliki Beberapa PT, STMIK Primakara Raih 2 Sertifikat dari Organisasi Internasional

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara berhasil mendapatkan sertifikat dari International Organization for Standardizatio

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Istimewa
STMIK Primakara menunjukkan dua buah sertifikat yang diperoleh dari Organisasi Internasional untuk Standardisasi. Diraihnya dua sertifikat ini menunjukkan bahwa pengelolaan STMIK Primakara sudah sesuai dengan standar internasional 

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara berhasil mendapatkan sertifikat dari International Organization for Standardization (ISO) atau Organisasi Internasional untuk Standardisasi.

Bahkan, perguruan tinggi swasta yang memiliki tagline 'entrepreneurship campus' ini berhasil menyabet dua sertifikat sekaligus, yakni ISO 9001:2015 dan ISO 21001:2018.

Ketua STMIK Primakara, Made Artana menjelaskan, ISO 21001:2018 baru dimiliki oleh beberapa perguruan tinggi di Indonesia.

ISO ini memiliki nama resmi Educational Organisation Management System (EOMS).

"Jadi (ISO ini menilai) sistem manajemen untuk organisasi pendidikan atau sistem manajemen untuk perguruan tinggi," kata Artana di Denpasar, Jum'at (4/12/2020).

Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Aloft Bali Seminyak Tawarkan Pilihan untuk Nuansa Natal yang Lebih Khas

Baca juga: Sule Bantah Tuduhan Teddy Soal Anaknya yang Sudah Tak Diperhatikan Lagi

Baca juga: Respons Dimas Usai Ditawari Main di Web Series Oleh Raffi Ahmad

Pria yang pernah menyabet Juara I Penggerak Wirausaha Muda Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2017 dan peraih Creative Young Entrepeneur Award (CYEA) dari Junior Chamber International ini menuturkan, karena berkaitan dengan sistem manajemen, ISO ini melihat semua hal di perguruan tinggi seperti pengelolaannya harus sudah sesuai dengan standar internasional.

"Nah itu yang sulit untuk memenuhinya dan di Bali sepertinya belum ada yang punya. Tapi di Indonesia, kata provider-nya, baru belasan yang punya ISO itu," jelasnya.

Melalui adanya ISO 21001:2018 ini, menurut Artana, bisa dimaknai bahwa pengelolaan perguruan tinggi STMIK Primakara sudah memenuhi standar internasional.

Padahal, dalam pemenuhan standar internasional ini sangatlah tidak mudah, terlebih STMIK Primakara masih dalam umur yang cukup belia.

Artana menuturkan, pihaknya menggali ISO tersebut agar STMIK Primakara mempunyai standar yang bagus sehingga targetnya nanti bisa berkembang secara sehat karena pengelolaan sudah baik mengikuti standar internasional.

"Standar internasional itu banyak. Misalnya contohnya bikin soal saja tidak boleh sembarangan dosennya. Soalnya harus dikalibrasi dulu, soalnya harus merujuk kepada kompetensi yang dituju," kata dia.

Baca juga: Kendalikan Hama Tikus, Pemkab Gianyar Lepas 8 Ekor Celepuk

Baca juga: Gereja Katedral Denpasar Putuskan Tak Tambah Kuota Dalam Ibadah Natal 2020, Maksimal 500 Orang

"Dan macam-macamlah, itu baru masalah soal. Nah sampai keamanannya, macam-macamnya dilihat. CCTV rusak saja itu engga masuk dalam standar, seperti itu. Jadi secara keseluruhan komponen di perguruan tinggi dilihat. Karena kan pengelolaan perguruan tinggi," imbuhnya.

Kemudian untuk ISO 9001:2015, Artana menjelaskan, adalah untuk sistem manajemen mutu internal. Pria yang pernah menyabet penghargaan The Most Outstanding Development Officer dan The Best Development Officer dari JCI Asia Pasific Development Council itu menegaskan bahwa hal ini erbeda dengan ISO 21001:2018. ISO 9001:2015 ini sudah biasa dimiliki oleh perguruan tinggi, beberapa di antaranya sudah ada di Bali.

Merasa Spesial

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved