Gempa Terkini dan Rentetan Gempa Sesar Aktif di Sumatera selama Desember, Begini Penjelasan BMKG
Aktivitas gempa di zona sesar di Sumatera akhir-akhir ini merupakan fenomena yang wajar.
Dalam banyak kasus gempa akibat sesar aktif dengan kekuatan kurang dari magnitudo 5,0 dapat menimbulkan kerusakan.
Baca juga: BMKG Waspadai Potensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang di Bali, NTB dan NTT
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Selasa 8 Desember 2020, Hujan Lebat Disertai Angin Kencang di 4 Wilayah Bali
Baca juga: BMKG Ungkap Munculnya Bibit Siklon Tropis & Waspadai Gelombang Tinggi Pada 5-7 Desember 2020,
Gempa yang dipicu sesar aktif di Sumatera tersebut yaitu, Gempa Pasawaran, Lampung 2 Desember 2020 berkekuatan 4,6 dirasakan di Pringsewu, Pesawaran, Natar, dan Bandar Lampung dipicu Sesar Semangko Timur.
Sesar ini aktif, memiliki magnitudo tertarget 6,5 dan pernah memicu gempa merusak pada 1908 dan 1994.
Gempa Langsa, Aceh 3 Desember 2020 berkekuatan 4,9 dirasakan di Langsa, Ramiah, Kemuning, Tualangcut.
Gempa ini dipicu Sesar Anjak Langsa yang pernah memicu gempa 5,1 pada 27 September 2018.
Baca juga: Gunung Merapi Mengalami 46 Kali Gempa Guguran di Awal Pekan, Sleman Perpanjang Tanggap Darurat
Gempa Bandar Baru, Sibolangit, Deli Serdang 7 Desember 2020 berkekuatan 2,8 dirasakan di Bandar Baru diduga dipicu sesar aktif di sekitar Gunung Sibayak.
Episenter gempa ini dekat sumber gempa berkekuatan 5,6 pada 16 Januari 2017 yang menimbulkan kerusakan rumah.
Serta Gempa Bukittinggi, Sumatera Barat 7 Desember 2020 berkekuatan 4,8 dirasakan di Pasaman, Payakumbuh, Bukittinggi, dan Padang Panjang.
Gempa ini dipicu Sesar Sianok yang merupakan bagian dari segmen Sesar Besar Sumatera yang memiliki magnitudo tertarget 7,4 dan pernah memicu gempa merusak pada 1922 dan 1926.
"Sebagai langkah kesiapsiagaan, masyarakat diimbau agar tidak abai dengan keberadaan jalur sesar aktif di daerah masing-masing. Jalur sesar ini dapat dilihat di peta tektonik sesar aktif. Jika ternyata tempat tinggal kita relatif dekat sumber gempa maka sebagai upaya mitigasi kita wajib membangun rumah yang memenuhi standar tahan gempa," tambah dia seperti dilansir Antara.
Baca juga: Status Siaga, BPPTKG Laporkan Gunung Merapi Alami 46 Kali Gempa Guguran
Baca juga: BPBD Karangasem Usulkan Bansos Pasca Bencana ke Pemprov Bali, Terbanyak Akibat Gempa Bumi
Jika belum memungkinkan maka ada alternatif lain dengan membangun rumah dari bahan ringan dari kayu dan bambu yang didesain menarik.
"Jangan asal-asalan dalam membangun rumah tembok, apalagi tanpa besi tulangan karena bangunan akan mudah roboh saat terjadi gempa kuat," katanya.
Dia mengingatkan, bahwa yang perlu dipahami bahwa gempa bumi tidak membunuh dan melukai tetapi bangunan dengan struktur lemah dan tidak memenuhi standar yang kemudian roboh saat gempa dan menimpa penghuninya adalah penyebab jatuhnya korban jiwa. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Gempa M 4,8 di Pasaman Dirasakan di Sejumlah Wilayah di Sumbar.