Tiga Sarkofagus Ditemukan di Desa Sawan Buleleng
Tiga buah sarkofagus (peti jenazah kuno) ditemukan di wilayah Desa/Kecamatan Sawan, Buleleng, Bali
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Tiga buah sarkofagus (peti jenazah kuno) ditemukan di wilayah Desa/Kecamatan Sawan, Buleleng, Bali.
Sarkofagus ditemukan dalam kondisi tidak utuh dan ada beberapa yang pecah.
Dengan adanya temuan ini, Balai Arkeologi Bali menilai kawasan Desa Sawan dihuni oleh masyarakat sejak masa yang cukup tua.
Temuan sarkofagus ini kemudian mendapat perhatian Balai Arkeologi (Balar) Bali.
Pada Selasa (8/12/2020) kemarin, pihaknya datang untuk meninjau.
Baca juga: Giri Prasta Menang Telak di TPS 1 Pelaga, Tempat Dirinya Nyoblos
Baca juga: Sebulan Lebih Rusak, Perbaikan KMP Nusa Jaya Abadi Belum Juga Rampung, Ini Sebabnya
Sarkofagus pertama yang ditinjau ialah yang terletak di Banjar Dinas Kanginan, Desa/Kecamatan Sawan.
Tepatnya di lahan perkebunan milik Putu Sengara.
Sarkofagus di tempat tersebut ditemukan dalam kondisi tidak lengkap tanpa penutup.
Panjangnya mencapai 167 centimeter, tebal 20 centimeter, dan lebar 93 centimeter.
Menurut Gus Dek, salah satu warga Desa Sawan, sarkofagus ini sejatinya sudah ditemukan sejak 20 tahun lalu, oleh almarhum Gede Segara selaku penyakap alias pekerja di lahan milik Putu Sengara.
Kala itu, Gede Segara hendak membuat lubang untuk menanam pisang.
Baru beberapa centimeter menggali, mata cangkulnya tiba-tiba menghantam sebuah bebatuan.
Setelah dicek dan digali lebih dalam, bebatuan tersebut ternyata sarkofagus.
Atas temuan ini, sang pemilik lahan kemudian membuat sebuah bangunan sederhana tepat di lokasi temuan, agar sarkofagus tidak rusak.
Selanjutnya, Balar Bali melanjutkan peninjauan pada sarkofagus kedua dan ketiga.
Baca juga: Hasil Pilkada Mojokerto 2020, Calon Bupati Petahana Tumbang di TPS Tempatnya Memilih
Baca juga: Biadab, Lantaran Tak Masak Nasi, Pria 28 Tahun Ayukan Kayu Bakar ke Kepala Ibunya hingga Tewas
Kedua sarkofagus ini ditemukan di lahan milik Made Suwita, tak jauh dari lahan milik Putu Sengara.
Sarkofagus kedua dan ketiga juga ditemukan dalam kondisi tidak lengkap.
Yakni hanya ada bagian bawahnya saja, serta sudah mulai pecah dan lumutan.
Kedua sarkofagus ini memiliki panjang sekitar 1 meter, dan dibiarkan tergeletak di halaman rumah tua yang tidak berpenghuni.
Tidak diketahui secara pasti bagaimana kedua sarkofagus ini bisa ditemukan.
Sebab saat melakukan peninjauan Balar Bali tidak menemukan sang pemilik lahan.
Dikonfirmasi usai melakukan peninjauan, Kepala Balar Bali, I Gusti Made Suarbahwa mengatakan, sarkofagus ini menunjukkan strata sosial masyarakat pada masa peradaban kuno.
Artinya, orang yang dikubur dengan peti yang terbuat batu ini bukan sembarangan.
“Penguburan menggunakan sarkofagus perlu pengerahan energi, biaya, dan tenaga.
Jadi orang biasa melakukan penguburan menggunakan sarkofagus ini hanya yang memiliki strata sosial dan kedudukan cukup tinggi,” jelasnya.
Baca juga: Kena Angin Kencang, Bangunan Ornamen Genta di Desa Munggu Badung Roboh
Baca juga: Hasil Pilkada Bangli 2020, Paslon Menang di Kandang Masing-masing
Dengan adanya temuan ini, Suarbahwa menyimpulkan bahwa Desa Sawan dan sekitarnya sudah dihuni oleh masyarakat sejak masa yang cukup tua.
Sebab, sarkogafus sendiri rata-rata dibuat pada zaman megalitikum, dari awal masehi atau akhir tahun sebelum masehi.
Temuan sarkofagus ini pun akan tetap dibiarkan di lokasi temuan.
(*)