Kajeng Kliwon Hari Keramat, Persembahkan Ini Agar Tak Diganggu Sang Kala Tiga Bucari
Kajeng Kliwon merupakan hari raya berdasarkan pertemuan antara triwara terakhir yakni Kajeng dengan pancawara terakhir yakni Kliwon.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Kamis (10/12/2020) umat Hindu merayakan Kajeng Kliwon.
Hari raya ini dirayakan setiap 15 hari sekali.
Kajeng Kliwon merupakan hari raya berdasarkan pertemuan antara triwara terakhir yakni Kajeng dengan pancawara terakhir yakni Kliwon.
Hari raya ini dipercaya sebagai hari keramat di Bali.
Terkait Pancawara Kliwon, dalam Lontar Sundarigama disebutkan:
Nihan taya amanah, kunang ring panca terane, semadi Bhatara Siwa, sayogia wong anadaha tirtha gocara, ngaturaken wangi ring sanggar, muang luwuring paturon maneher menganing akna cita.
Wehana sasuguh ring natar umah, sanggar, ring dengen, dening sega kepel duang kepel dadi atanding, wehakna ada telung tanding, iwaknia bawang jae.
Kang sinambat ring natar, Sang Kala Bucari.
Ring sanggar Bhuta Bucari.
Ne ring dengen, Sang Durga Bucari
Ika pada wehana labaan, nangken kaliyon, kinon rumaksa umah, nimitania. Pada anemu sadia rahayu. Kunang yan kala biyantara keliyon, pakerti tunggal kayeng lagi.
Artinya saat Pancawara Kliwon, merupakan payogan atau beryoganya Bhatara Siwa.
Pada saat ini sepatutnya melakukan penyucian dengan mempersembahkan wangi-wangian bertempat di merajan, dan di atas tempat tidur.
Sedangkan di halaman rumah, halaman merajan dan pintu keluar masuk pekarangan rumah, patut juga mempersembahkan segehan kepel dua kepel menjadi satu tanding, dan setiap tempat tersebut, disuguhkan tiga tanding yaitu: