Cegah Mikropenis dengan Lakukan Pengobatan Ini

Setelah mengenali gejala dan penyebab dari mikropenis pada anak, menurut dr. Made Oka Negara, M.Biomed pengobatannya dapat dengan menindaklanjuti

Kompas.com
Ilustrasi 

Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Setelah mengenali gejala dan penyebab dari mikropenis pada anak, menurut dr. Made Oka Negara, M.Biomed pengobatannya dapat dengan menindaklanjuti melakukan koreksi.

Itu pun dilakukan bagi laki-laki yang belum mengalami puber, belum menunjukkan tanda-tanda akil baligh dan mimpi basah. 

"Ya diberikan kesempatan di bawah 12 tahun. Dilakukan pemeriksaan, jika benar hormone testosterone yang rendah, disuntikkan hormone supaya testosteronenya naik penisnya berkembang ke arah normal seusianya," katanya, Minggu (13/12/2020). 

Setelah mengikuti pengobatan seperti itu harapannya testisnya ikut membesar dan pada usia 18 tahun ukuran penis sama dengan ukuran masa dewasa.

Baca juga: Kenali Gejala Mikropenis dan Penyebabnya

Baca juga: Catat! Pemerintah Buka Seleksi CPNS Tahun Depan, Menpan RB: Infonya Maret 2021

Baca juga: Kasus Ular di Perkotaan Denpasar, Masuk Motor hingga Kantor PMI Denpasar

Jadi dr. Oka turut menyarankan kepada masyarakat tidak memakan makanan yang monoton yang kemungkinan ada kandungan estrogen.

Usahakan sayuran dan buah-buahan yang komplet dan bila perlu bersih dari pestisida.

“Kalau ayam kampung ototnya keras tulangnya kecil. Maksud saya begini jadi pekerjaan besar kita kalau  tidak mau mikropenis makanannya dikompletkan sayur buah tidak terkontiminasi pupuk tidak hanya ayam broiler tapi makanan yang jauh dari intervensi pestisida itu dalam kehamilan sesudah kehamilan itu makanan yang mengandung estrogen ada intervensi hormon atau tidak, kalau ada tolong berpikir kesehatan anak,” tambahnya.

Mungkin akan terdapat refrensi apakah ada makanan yang lain juga kandungannya tinggi, bahkan lebih tinggi.

Misalnya daging babi, sapi, memang belum pernah diperiksa selama ini.

Dan ketika disinggung jumlah pasien yang mengalami mikropenis, Oka Negara menyebutkan kasusnya sudah banyak.

Hal itu terlihat dari banyaknya pasien yang datang ke prakteknya mengenai dugaan mikropenis atau sudah vonis mengalami mikropenis.

Ironisnya, ada yang datang ketika sudah usia besar disebabkan orangtuanya tidak sadar.

Ada pula memang faktor ekonomi tidak mau diperiksakan ke dokter.

Oka berharap banyak edukasi dan sosialisasi mengenai mikropenis ini supaya orangtua sadar dan selalu memperhatikan penis anaknya.

"Karena kita edukasi akhirnya dibaca dan tahu karena pernah ngomongin ini. Kalau tidak tahu bisa saja tidak sadar. Lebih banyak,” terangnya.

Dan dengan adanya kasus mikropenis ini mempertanyakan pola hidup sehat secara genetik dan makanan.

Dari makanan berpotensi meningkatkan kasus-kasus mikropenis. 

Ditambah kemungkinan disebabkan lingkungan dan udara lain-lain. (*).

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved