Alami Peningkatan Signifikan, Berikut Data Kasus Bunuh Diri Selama 20 Tahun di Provinsi Bali

Angka kematian akibat bunuh diri pada dua puluh tahun belakangan di Provinsi Bali yaitu dari Tahun 2000 hingga 2020 mengalami peningkatan yang signifi

Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
Prof dr LK Suryani 

Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Angka kematian akibat bunuh diri pada dua puluh tahun belakangan di Provinsi Bali yaitu dari Tahun 2000 hingga 2020 mengalami peningkatan yang signifikan.

Hal tersebut mendorong Prof Dr dr Luh Ketut Suryani, SpKJ (K) selaku psikiater senior di Bali yang juga pendiri dan penganggas Suryani Institute For Mental Health, membuat buku dengan judul Hidup Bahagia Perjuangan Melawan Kegelapan.

Ia tak sendiri menulis buku tersebut, namun bersama dengan psikiater muda lainnya, Cokorda Bagus Jaya Lesmana.

Dalam buku yang tebalnya 148 halaman tersebut diuraikan kasus bunuh diri di Bali meningkat signifikan sejak 2000.

Baca juga: Update Covid-19 di Indonesia, Bertambah 6.189, Total Kasus Covid-19 Mencapai 617.820 Orang

Baca juga: Jadwal Belajar dari Rumah di TVRI Senin 14 Desember 2020, Ada Musik Magi hingga Main-Main Serius

Baca juga: Kontrak Kapten Bali United Fadil Sausu Berakhir 31 Desember 2020, Ini Harapannya kepada Manajemen

Data tersebut diambilnya melalui surat kabar.

Sebagian besar dari mereka benar-benar ingin meninggal dengan cara gantung diri.

Bagi Suryani sendiri bunuh diri merupakan masalah yang kompleks.

Itu menjadi tanggung jawab bersama bukan satu orang atau kelompok.

“Pemerintah harus menaruh perhatian khusus dengan memprogramkan hal ini dalam kinerjanya,“ katanya.

Baca juga: Sugawa Korry Menghadap Airlangga, Lapor Hasil Pilkada Serentak di Bali

Baca juga: Sakit Hati Pujaan Hati Berpaling ke Wanita Lain, Waria Pecahkan Kaca Mobil Polisi di Seminyak

Baca juga: BMKG Beri Peringatan Cuaca Denpasar Senin 14 Desember 2020

Menurutnya penanganan dan penyelesaiannya pun memerlukan pendekatan holistik, pendekatan biopsiko spirit-sosial budaya.

Pendekatan yang memandang manusia tidak terdiri dari fisik dan mental saja, tetapi juga terdiri atas spirit dan dipengaruhi oleh sosio budaya  yang membesarkannya serta kebesaran dari Tuhan.

Jika dilihat jumlah kasus bunuh diri tertinggi, yaitu pada tahun 2004 mencapai sekitar 207 kasus boleh dikatakan masyarakat Bali dalam keadaan sakit.

Ia menambahkan, keadaan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, langkah cepat diperlukan untuk menyelamatkan muncul-muncul korban-korban baru. 

Baca juga: Satu Keluarga Asal Kelurahan Kawan Bangli Positif Covid-19, Satu di Antaranya Bayi Berusia 1 Tahun

Baca juga: BPBD Karangasem Pasang Alat Peringatan Dini Longsor & Pergerakan Tanah di Wilayah Sega

Salah satunya dengan tidak tindakan nyata dari pemerintah, kiranya perlu digerakkan oleh masyarakat untuk peduli dengan dirinya, peduli dengan keluarga, kalau tidak ingin banyak ada korban.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved