Virus Corona
Korea Selatan Tutup Sekolah karena Kasus Covid-19 Kembali Melonjak
Korea Selatan memerintahkan penutupan sekolah mulai Selasa di ibu kota Seoul dan sekitarnya karena negara itu untuk memerangi wabah virus corona
TRIBUN-BALI.COM - Korea Selatan memerintahkan penutupan sekolah mulai Selasa di ibu kota Seoul dan sekitarnya karena negara itu kini sedang memerangi wabah virus corona yang terburuk sejak pandemi dimulai.
Di negara itu, kasus Covid-19 telah melampaui puncak sebelumnya pada Februari.
Sekolah-sekolah di wilayah ibu kota akan memindahkan kelas secara online hingga akhir bulan, dalam langkah terbaru dari tindakan jarak sosial yang sejauh ini gagal membalikkan lonjakan infeksi.
Penutupan sekolah merupakan langkah menuju pemberlakuan aturan jarak sosial Tahap 3, sebuah langkah yang pada dasarnya akan mengunci ekonomi terbesar keempat di Asia.
Baca juga: Menko Mahfud MD Sebut Belum Ada Klaster Penularan Covid-19 Akibat Pilkada
Baca juga: Peringati Hari HAM Sedunia, Cok Ace Sebut Bali Perlu Selesaikan Kasus Tanah Masa Lalu
Baca juga: Insiden Berdarah di Pelabuhan Benoa, Security Tebas Karyawan Kantor Hingga Tangan Kiri Putus
Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengatakan langkah seperti itu memerlukan tinjauan yang hati-hati, karena pemerintah berada di bawah tekanan yang meningkat untuk berbuat lebih banyak guna meningkatkan penyebaran infeksi.
“Pemerintah tidak akan segan-segan mengambil keputusan untuk melakukan peningkatan ke Tahap 3 jika dianggap perlu karena mempertimbangkan pendapat dari kementerian terkait, pemerintah daerah, dan para ahli,” ujarnya dalam rapat para pejabat kesehatan.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) pada hari Senin melaporkan 718 kasus virus korona baru, turun dari rekor kenaikan harian 1.030 sehari sebelumnya.
Dari kasus baru, 682 ditularkan secara lokal, katanya.
Sebagian besar kasus baru terjadi di Seoul, kota pelabuhan tetangga Incheon, dan Provinsi Gyeonggi, rumah bagi lebih dari 25 juta orang.
Total infeksi Korea Selatan sekarang mencapai 43.484, dengan 587 kematian.
Pemerintah meluncurkan upaya pelacakan besar-besaran yang melibatkan ratusan tentara, polisi, dan pejabat untuk membantu melacak pembawa virus.
Beberapa ahli mengatakan pemerintah dan masyarakat perlu berbuat lebih banyak.
“Ini adalah waktu untuk mengirimkan pesan yang berdampak kepada publik, sehingga mereka dapat mengambil tindakan sukarela,” kata Kim Dong-hyun, presiden Masyarakat Epidemiologi Korea dan profesor di Hallym University College of Medicine.
Di bawah penguncian Fase 3, hanya pekerja penting yang diizinkan masuk ke kantor dan pertemuan akan dibatasi kurang dari 10 orang.(*)