Corona di Bali
Dampak SE Gubernur Soal Wisatawan Wajib Swab Test, Banyak Tamu Cancel ke Gianyar
SE Gubernur Bali soal wajib swab test berdampak ke pesanan hotel di Gianyar, banyak tamu yang membatalkan pesanan
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Irma Budiarti
Adit pun mengkalkulasi biaya rata-rata wisatawan domestik ini.
Kata dia, jika hotel termurah seharga Rp 800 ribu per hari, misalnya mereka tinggal selama lima hari, maka untuk biaya kamar sebesar Rp 4 juta.
Dengan adanya kebijakan swab test, maka mereka harus menambah biaya lagi.
Apalagi, kata dia, jika wisatawan tersebut mengajak keluarganya, belum lagi harga tiket pesawat.
Karena itu, dana yang harus dikeluarkan relatif besar, dengan demikian, keinginan liburan ke Bali tentu sangat kecil.
Sehingga tak sedikit yang memilih untuk mengalihkan tempat tujuan wisatanya ke daerah lain.
"Dengan adanya kebijakan test PCR ini, dia harus menambah biaya.
Dampaknya, cancelation meningkat, wisatawan beralih ke destinasi daerah lain.
Informasi sementara yang saya tahu, baru Bali yang mengeluarkan kebijakan seperti ini.
Karena itu, banyak yang saya dengar dari teman-temen, mereka pindahnya ke Jogja dan destinasi lain di Jawa yang tidak ada kebijakan seperti ini," tandasnya.
Baca juga: Libur Nataru, Wisatawan Domestik ke Bali Lewat Udara Wajib Punya Swab Tes Negatif Covid-19
Baca juga: Relawan Covid-19 Minta Masyarakat Tak Tiru Artis yang Tes Swab Tanpa Tenaga Medis, Ini Bahayanya
Meskipun dampak kebijakan ini berdampak signifikan terhadap akomodasi pariwisata, Adit menegaskan pihaknya tetap mendukung pihak pemerintah.
Sebab bagaimanapun, kata dia, hal ini merupakan persoalan kesehatan versus ekonomi.
Ia pun mempercayakan sepenuhnya pada pemerintah terkait hal ini.
"Saya tidak bisa berbuat banyak.
Sebab saya mengerti, Pak Gubernur dan pemerintah ingin menyelamatkan masyararakat dari Covid-19.