Corona di Bali
Satu Bus Menuju Bali Cuma Terisi 2 Penumpang, Terdampak Pengetatan Masuk Bali
Jumlah penumpang feri penyeberangan dari Pelabuhan Ketapang ke Pelabuhan Gilimanuk, mengalami penurunan cukup tajam
Penulis: Sunarko | Editor: Irma Budiarti
Namun sejak 18 Desember 2020 lalu, dari 40 nasi kotak yang dibawanya, yang terjual hanya 20 kotak.
Itu pun setelah ia berjualan sejak pagi hingga sore.
"Bapak lihat, tidak ada bus umum di geladak kendaraan.
Kalau adapun, penumpang satu bus cuma terisi 7 orang.
Ada 10 penumpang saja sudah paling banyak itu.
Karena penumpang turun, jualan saya jadi terdampak," ucap Fajar.
"Kalau bus yang dari Bali ke Jawa masih lumayan terisi kursi penumpangnya.
Yang dari Jawa ke Bali, drop," kata Fajar.
Doddy Risdianto, mualim feri KMP Dharma Rucitra yang layani penyeberangan Selat Bali, menuturkan hal yang sama.
Ia juga mengakui adanya penurunan penumpang.
Baca juga: Kedatangan Domestik di Bandara Ngurah Rai Membludak Sebelum SE Gubernur Bali Berlaku
Baca juga: Terdampak SE Gubernur Bali, 20 Travel Agent Batal ke Danu Beratan
"Biasanya memang ramai jelang Natal dan Tahun Baru.
Kini turun," kata Doddy saat ditemui Tribun Bali, Rabu (23/12/2020).
Supriyono, markonis KMP Dharma Rucitra, menyebut berlakunya kebijakan pengetatan masuk Bali jelas membawa pengaruh cukup signifikan.
Orang yang bepergian ke Bali untuk pariwisata akan berpikir ulang, kata dia.
Rapid test antigen sebagai syarat masuk Bali lewat jalur laut berbiaya Rp 250 ribu/orang.