Populer di Tribun Bali
POPULER BALI: Seorang Ibu Tewas Setelah Tabrak Pintu Mobil Terbuka | Hendak Berobat Tertimpa Pohon
Inilah tiga berita Bali populer di Tribun Bali, Sabtu (26/12/2020). Seorang ibu di Tabanan tewas setelah menabrak pintu mobil yang terbuka.
TRIBUN-BALI.COM - Inilah berita Bali populer di Tribun Bali, Sabtu (26/12/2020).
Tiga berita Bali populer ini mungkin belum sempat Anda simak sehingga terlewatkan.
Mulai dari seorang ibu di Tabanan tewas setelah menabrak pintu mobil yang terbuka; satu keluarga tertimpa pohon saat hendak berobat ke rumah sakit; hingga keputusan pembelajaran tatap muka di Bali diumumkan setelah libur Nataru.
Begini ringkasannya:
1. Seorang Ibu Tewas Setelah Tabrak Pintu Mobil Terbuka

Diduga gara-gara lalai membuka pintu mobil, pengendara motor di Tabanan terjatuh hingga menyebabkan si pemboncengnya tewas.
Peristiwa kecelakaan nahas tersebut terjadi di Banjar Cau Belayu, Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali, Jumat (25/12/2020).
Pascakejadian kecelakaan, seorang perempuan bernama A. A. Rasmini berusia 64 tahun meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP) dengan kondisi mengalami pendarahan dari hidung dan telinga.
Menurut informasi yang diperoleh, peristiwa lakalantas memakan korban jiwa ini terjadi sekitar pukul 13.00 Wita.
Sebelum peristiwa tersebut terjadi, sebuah mobil berwarna hitam yang dikendarai oleh warga asal Desa Dauh Peken, Gusti Putu Hendra Wirawan (38) bersama anak dan istrinya, Ni Wayan Puspa Ari Laksmi datang dari arah selatan dan berhenti di depan sebuah warung bernama Buk Sri.
Sesampainya di warung tersebut, pengemudi Putu Hendra pun turun bersama anaknya menuju warung.
Namun, istrinya, Puspa Ari Laksmi masih berada di dalam mobil.
Tak berselang lama, Puspa Ari Laksmi pun membula pintu mobil belakang sebelah kanan.
Di saat bersama, sebuah sepeda motor yang dikendarai oleh A. A. Ngurah Suarja (69) dengan membonceng istrinya A. A. Rasmini (64) asal Banjar Pemijian, Desa Carangsari Kecamatan Petang, Badung, datang dari arah selatan tak bisa menghindari hingga kemudian menabrak pintu mobil tersebut hingga terjatuh.
Pasca kejadian tersebut keduanya pun terjatuh, A. A. Rasmini meninggal dunia di TKP dengan kondisi mengalami pendarahan pada hidung dan telinga.
Sedangkan suaminya juga mengalami sejumlah luka hingga harus dilarikan ke Rumah Sakit Semara Ratih di Desa Luwus, Kecamatan Baturiti Tabanan.
"Jadi pengendara sepeda motor yang berboncengan dengan istrinya ini menabrak pintu mobil belakang sebelah kanan saat dibuka oleh istri dari pengemudi mobil tersebut," kata Kasubag Humas Polres Tabanan, Iptu I Nyoman Subagia, Jumat (25/12) sore.
Subagia melanjutkan, peristiwa ini diduga karena kelalaian istri pengemudi mobil saat membuka pintu mobil.
Sebab, saat membuka pintu bagian belakang sebelah kanan, kemungkinan tak melihat situasi di lokasi.
Sehingga ketika membuka ditabrak oleh korban dan mengakibatkan satu orang meninggal dunia di TKP.
"Kemungkinan korban sempat terbentur saat jatuh hingga mengalami pendarahan dari hidung dan telinga. Istilahnya CKB (Cidera Kepala Berat)," ungkapnya.
Baca juga: Tabrak Pintu Mobil Terbuka, Seorang Warga di Tabanan Tewas di TKP
2. Hendak Berobat Malah Tertimpa Pohon Tumbang

Nasib malang dialami keluarga Komang Reditya (40), asal Dusun Kanginan, Desa Menyali, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali.
Ia bersama sang anak, serta ponakannya, tertimpa pohon asam yang tumbang, saat melintas di Jalan Ratulangi, Lingkungan Pendes, Kelurahan Penarukan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, pada Jumat (25/12/2020) sekira pukul 20.22 Wita.
Beruntung akibat kejadian ini, ketiga korban berhasil selamat.
Kapolsek Kota Singaraja, Kompol I Made Santika mengatakan, para korban diketahui bernama Ketut Widiartawan (20), Ni Luh Budasari (18) serta Komang Reditya (40) mulanya mengendarai sepeda motor Honda Vario DK 4662 UAD (bonceng tiga,red).
Mereka sejatinya hendak melarikan Ni Luh Budasari ke RSUD Buleleng, karena sakit.
Namun saat melintas di TKP, sebuah pohon asam yang tumbuh di pinggir jalan tumbang, dan menimpa ketiga korban.
Warga yang mengetahui kejadian ini pun bergegas menolong korban, dan melarikannya ke RSUD Buleleng.
"Jadi Ni Luh Budasari ini rencananya mau diantar ke RSUD sama bapaknya (Reditya,red), karena sakit, infornya mulutnya sering mengeluarkan darah. Jadi yang bawa motornya itu keponakannya, Ketut Widiartawan (20). Jadi posisinya paling depan Widiartawan, Ni Luh Budasari di tengah, paling belakang Reditya," jelas Kompol Santika.
Hingga berita ini ditulis, ketiga korban masih menjalani perawatan di RSUD Buleleng.
Sementara pihak kepolisian bersama BPBD Buleleng masih membersihkan pohon yang menutupi badan jalan, agar tidak menimbulkan kemacetan.
"Korban masih diperiksa, saya belum bisa memastikan bagaimana kondisinya. Nanti saya infokan lagi ya," singkat Kompol Santika.
Baca juga: Hendak Berobat ke RSUD Buleleng, Komang Reditya, Anak & Ponakannya Malah Tertimpa Pohon Tumbang
3. Keputusan Pembelajaran Tatap Muka Setelah Libur Nataru

Pemerintah pusat telah memperbolehkan sekolah melakukan proses pembelajaran tatap muka pada tahun ajaran 2020/2021 pada Januari 2021 mendatang.
Hal ini diatur melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Menteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes) dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali sangat berhati-hati dalam membuka pembelajaran tatap muka di Pulau Dewata.
Hal ini dilakukan dengan melihat perkembangan kasus Covid-19 pada Januari 2021 mendatang usai liburan Natal dan tahun baru (Nataru).
Apabila kasus Covid-19 cenderung meningkat maka pembelajaran tatap muka tidak akan dipaksakan.
"Ini kan kita harus berhati-hati sekali. Kalau memang tidak (bisa) ya jangan dipaksakan," kata Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Disdikpora Provinsi Bali, Ketut Ngurah Boy Jayawibawa saat dihubungi Tribun Bali, Jumat (25/12/2020).
Boy mengatakan pihaknya khawatir nanti setelah liburan Nataru kasus Covid-19 di Bali merangkak naik.
Apabila hal tersebut terjadi maka pembelajaran tatap muka tidak akan dipaksakan.
Terlebih di SKB beberapa menteri hanya memperbolehkan dan tidak mewajibkan pembelajaran tatap muka harus dilaksanakan.
Boy menuturkan, dari segi regulasi pihaknya sudah menindaklanjuti SKB Menteri dengan SE Gubernur beserta dengan petunjuk teknisnya.
Di samping itu, pihak sekolah juga telah mempersiapkan pembelajaran tatap muka dengan melengkapi sebanyak enam daftar periksa beserta dengan simulasinya.
Menurut Boy, sesuai dengan kewenangan, pihaknya mengatensi persiapan pembelajaran tatap muka di tingkat SMA, SMK dan SLB.
Sementara mengenai jenjang pendidikan TK, SD hingga SMP, pihaknya terus berkoordinasi dengan dinas yang berurusan dengan pendidikan di setiap kabupaten/kota di Bali.
"Kita terus koordinasi. Sesuai dengan arahan Pak Gubernur, tentu di kabupaten adalah kewenangan bupati atau wali kota," jelasnya.
Namun, kata Boy, Gubernur Bali meminta pihak kabupaten/kota untuk sangat berhati-hati dalam memutuskan pembelajaran tatap muka.
Pasalnya, jika ada terjadi penambahan kasus di Bali maka Gubernur Bali yang akan menjadi sorotan di jajaran pemerintah pusat.
Baca juga: POPULER BALI: Denpasar Tunda Pembelajaran Tatap Muka | Koster Bantah Tuduhan Hambat Pariwisata
Boy menegaskan, pembelajaran tatap muka bagi para siswa mutlak menjadi keputusan para orang tua siswa.
Meskipun nantinya pemerintah memutuskan agar pembelajaran tatap muka, orang tua boleh saja tidak mengizinkan anaknya mengikuti hal tersebut dan melaksanakan pembelajaran secara daring dari rumah.
Kemudian, bagi orangtua siswa yang saat ini sudah memberikan izin anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka, akan tetapi karena kasis Covid-19 meningkat, bisa saja membatalkan hal tersebut.
"Misalnya sekarang orangtua mengizinkan anaknya ke sekolah, tapi dalam tiga minggu orangtua ragu-ragu, boleh dibatalkan," jelas Boy.
Ditegaskan olehnya, meskipun pembelajaran tatap muka dilaksanakan, akan tetapi tidak serta-merta semua siswa bisa belajar di sekolah.
Pembelajaran tatap muka masih akan tetap dikombinasikan dengan daring karena siswa yang datang ke sekolah juga dibatasi dengan pengaturan tertentu oleh pihak sekolah. (*)