Seberapa Efektif Penggunaan Kondom untuk Mencegah Kehamilan? Berikut Penjelasannya

Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Penggunaan kondom untuk berhubungan seksual memang sudah bukan rahasia umum lagi.

Terlebih penggunaan kondom sendiri yang berfungsi untuk mencegah kehamilan. 

Lalu bagaimana dengan kasus-kasus orang yang menggunakan kondom namun tetap mengalami kehamilan?

Dan apakah penggunaan kondom benar-benar efektif untuk mencegah kehamilan?

Baca juga: Puskesmas 3 Densel Peringati Hari AIDS Sedunia, Bagikan Masker Hingga Kondom Gratis

Baca juga: Kondom Bekas Berserakan Setelah Hujan Deras, Lurah Akan Sidak ke Indekos dan Rumah Kontrakan

Baca juga: Sediakan Layanan Intim saat Pandemi Covid-19, Polisi Sita Kondom dan Pakaian Dalam

dr. Made Oka Negara, M.Biomed selaku Ketua Asosiasi Seksologi Indonesia Cabang Bali berikan penjelasan terkait hal tersebut. 

Hubungan seksual sendiri memiliki beberapa fungsi salah satunya adalah untuk reproduksi atau melestarikan keturunan.

Namun pada saat ini orang-orang tidak ingin memiliki anak dengan jumlah yang banyak, maka dari itu beberapa dari mereka ketika melakukan hubungan seksual menggunakan pengaman seperti kondom. 

"Selama ini kondom memang diyakini berfungsi untuk mencegah kehamilan. Dan penggunaan kondom bukan saja digunakan oleh orang dewasa yang sudah menikah, namun banyak anak muda yang belum menikah juga sudah menggunakan kondom ketika melakukan hubungan seksual," katanya, Sabtu (26/12/2020). 

Namun pada kenyataannya orang-orang dewasa sedikit meminati pemakaian kondom ketika sedang berhubungan seksual.

Sehingga pada kasus orang yang sudah menikah biasanya istrinya disarankan untuk melakukan program KB untuk menghambat kehamilan. 

"Namun kondom di samping sebagai alat kontrasepsi mencegah kehamilan juga berfungsi sebagai alat untuk mencegah infeksi penularan penyakit seksual. Pemakaian kondom ini juga direkomendasikan untuk anak muda yang memang sudah melakukan hubungan seksual sebelum menikah untuk mencegah kehamilan serta terinfeksi penyakit menular seksual. Dan kondom adalah alat satu-satunya yang dapat mencegah penularan penyakit seksual," jelasnya.

Dan jika terdapat beberapa orang yang sudah menggunakan kondom ketika melakukan hubungan seksual namun tetap hamil yang dikarenakan kondom bocor, hal itu biasanya terjadi dikarenakan kesalahan dari penggunaannya.

Efektivitas kondom akan berkurang jika terjadi kesalahan dalam penggunaan. 

"Maka dari itu ketika akan berhubungan seksual dengan menggunakan kondom agar memperhatikan masa expired dari kondom tersebut. Lalu kondom disimpan di tempat yang cukup panas seperti di saku celana atau dompet. Jadi kondom ketika disimpan harus dalam keadaan yang utuh dan tidak tergores-gores dan tidak terkena sinar matahari," tambahnya. 

Jadi kondom yang bocor biasanya merupakan kesalahan penggunaan contohnya, ketika akan berhubungan seksual dan akan menggunakan kondom dan secara tidak sengaja kondom tergores terkena kuku.

Jika kondom dalam keadaan bocor tentu saja daya proteksinya akan lemah sama halnya ketika sedang mengikuti program KB namun lupa mengonsumsi pil KB sehingga menurunkan efektivitas dari KB. 

"Sehingga jangan menyalahkan pil atau kondomnya. Yang tidak maksimal adalah penggunaan dari orang-orangnya. Bahkan sebelumnya terdapat survei sekitar 11 atau 12 tahun yang lalu yang menyebutkan bahwa dari 10 orang laki-laki yang menyebutkan menggunakan kondom itu tidak enak, ternyata hanya 4 orang yang menggunakan kondom. Dan sisanya 6 orang yang mengatakan penggunaan kondom itu tidak enak padahal mereka belum menggunakannya," imbuhnya. 

Jadi dapat disimpulkan terdapat informasi-informasi yang membuat orang ragu untuk menggunakan kondom.

Jika pasangan sudah sepakat mencegah kehamilan dengan menggunakan kondom, maka gunakanlah dengan benar dan memperhatikan beberapa hal tersebut. (*).