Berita Denpasar
Simulasi Pembelajaran Tatap Muka di Denpasar Melihat Perkembangan Kasus Covid-19 Pasca Libur Nataru
“Untuk simulasinya kami akan melihat perkembangan kasus di Denpasar dulu, kami harus hati-hati mengambil sikap,” kata Kepala Disdikpora Kota Denpasar
Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Walaupun pelaksanaan simulasi pembelajaran tatap muka direncanakan pada bulan Januari 2021, namun Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar masih belum bisa memastikan.
Mengingat saat ini kasus penyebaran Covid-19 di Kota Denpasar masih cukup tinggi.
“Untuk simulasinya kami akan melihat perkembangan kasus di Denpasar dulu, kami harus hati-hati mengambil sikap,” kata Kepala Disdikpora Kota Denpasar, I Wayan Gunawan saat dikonfirmasi Minggu (27/12/2020).
Pihaknya menambahkan, masih melakukan kajian lebih lanjut terkait dimulainya pelaksanaan simulasi.
Baca juga: Gedung SMPN 14 Denpasar Siap Digunakan untuk Belajar Tatap Muka 2021
Namun yang pasti, untuk pelaksanaan simulasi pihaknya akan menunjuk satu atau dua sekolah yang telah siap.
Dimana dalam simulasi tersebut nantinya akan dilakukan evaluasi yang ketat sehingga saat penerapan pembelajaran tatap muka sudah siap.
Adapun persyaratan sekolah yang nantinya akan ditunjuk sebagai tempat simulasi yakni sekolah tersebut harus masuk dalam wilayah zona hijau dan maksimal zona kuning.
Siswa maupun guru yang boleh ikut simulasi juga harus berasal dari zona hijau dan zona kuning.
“Semua itu bisa dilihat dalam aplikasi Jagabaya, dari sana sekolah akan melihat siapa saja siswa yang bisa ikut simulasi,” kata Gunawan.
Jika nantinya ada siswa yang dari zona merah atau orange memaksa datang ke sekolah maka akan dipulangkan.
Sekolah yang ditunjuk sebagai tempat simulasi juga menyiapkan sarana protokol kesehatan yang lengkap.
“Lama anak di sekolah dalam simulasi tidak boleh lebih dari 2 jam pelajaran.
Dan peserta didik paling banyak hadir ke sekolah seminggu dua kali,” imbuh Gunawan.
Sementara itu, guru yang akan dilibatkan dalam simulasi juga akan di-swab test.
Baca juga: Kota Denpasar Menunda Pembelajaran Tatap Muka Sampai Maret 2021 Karena Dinilai Masih Berbahaya
“Kalau kami sudah ada keputusan simulasinya kapan, gurunya pasti akan kami swab dan kami kerjasama dengan Dinas Kesehatan,” kata Gunawan.
Sementara untuk siswa pihaknya masih akan melakukan koordinasi lebih lanjut apakah akan dilakukan swab test atau rapid.
“Kalau siswa kami belum tahu apa boleh swab tes, karena masih banyak pendapat mengatakan nanti bisa mempengaruhi psikologis anak. Kami akan koordinasikan lagi,” katanya.
Untuk persiapan pelaksanaan simulasi pembelajaran tatap muka di Kota Denpasar, pihaknya juga menggunakan aplikasi Jagabaya.
Aplikasi ini kan digunakan untuk me-monitor keadaan warga sekolah baik guru maupun siswa.
Semua warga sekolah wajib mengisi kondisi dirinya di dalam aplikasi tersebut termasuk riwayat penyakit bawaan yang dimiliki.
“Dari sana nantinya sekolah tahu kondisi siswanya, sehingga jika ditunjuk menjadi tempat simulasi bisa menentukan siswa dan guru yang akan diikutkan,” kata Gunawan.
Selain itu, Gunawan juga mengaku akan melakukan koordinasi dan meminta pertimbangan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Denpasar terkait pelaksanaan simulasi ini.
Gunawan menambahkan, jikapun pembelajaran tatap muka sudah dilaksanakan, itu hanya untuk mengobati kerinduan anak pada sekolah.
Sementara untuk kurikulum selesai di rumah dengan melakukan pembelajaran di rumah atau daring maupun luring hingga pandemi Covid-19 berakhir.
Dikonfirmasi Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, I Dewa Gede Rai mengatakan, dari Gugus Tugas masih melihat peta penyebaran Covid-19 setelah dua minggu libur Natal dan Tahun Baru 2021 ini.
Baca juga: Persiapan Simulasi Pembelajaran Tatap Muka, Denpasar Gunakan Aplikasi Jagabaya
“Kami akan lihat bagaimana perkembangan kasus di denpasar 2 minggu pasca libur panjang ini.
Seandainya ada peningkatan tentu kami harus hati-hati dalam mengambil keputusan terkait simulasi belajar tatap muka ini,” katanya.
Namun seandainya kondisi melandai, maka pihaknya akan kembali melakukan koordinasi dengan Disdikpora untuk melakukan simulasi pembelajaran tatap muka.
“Intinya kami akan lihat kasusnya dulu, baru mengambil sikap selanjutnya,” katanya. (*)