Berita Buleleng
Diduga Gara-gara HP, Pelajar SMP asal Kintamani Ini Nekat Bunuh Diri, Tulis Pesan ke Orangtua
Kedua saksi pun praktis berteriak histeris, lalu memanggil pengurus yayasan panti
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Kambali
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Seorang pelajar yang masih duduk dibangku kelas VIII di salah satu SMP swasta di Kabupaten Buleleng, Bali berinisial KEB (14) nekat mengakhiri hidup dengan bunuh diri.
Diduga pelajar asal Dusun Kubusanya, Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali ini bunuh diri diduga akibat bertengkar dengan orangtuanya masalah ponsel.
Menurut informasi, Budiarta bunuh diri di Panti Asuhan Yayasan Dana Punia, Jalan Pulau Timor, Lingkungan Banyuning Barat, Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng, Bali, pada Minggu (27/12) sore.
Baca juga: Habisi Nyawa Tiga Buah Hati, Ibu 30 Tahun Meninggal, Sempat Coba Bunuh Diri
Baca juga: 5 Fakta dan Data Kasus Bunuh Diri di Gianyar, ES Sempat Pamitan Suami dan APC Cekcok dengan Istrinya
Jenazahnya pertama kali ditemukan dua temannya, yang sama-sama tinggal di panti asuhan tersebut.
Kedua saksi mulanya sedang membuang sampah di sebelah utara gudang yang ada di panti asuhan tersebut.
Keduanya pun tiba-tiba dibuat terkejut saat mendapatkan korban Budiarta sudah dalam keadaan tewas, dengan posisi tubuh tergantung, serta leher terjerat seutas tali nilon.
Kedua saksi pun praktis berteriak histeris, lalu memanggil pengurus yayasan panti bernama Gede Arba Dana, serta melaporkan kejadian ini kedapada pihak kepolisian.
Baca juga: Ibu Muda Bunuh Tiga Anak Kandungnya, Sempat Coba Bunuh Diri, Meninggal di RS Karena Tak Mau Makan
Kapolsek Kota Singaraja, Kompol I Made Santika dikonfirmasi Senin (28/12) mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas medis Puskemas Buleleng III, korban murni meninggal dunia akibat bunuh diri, dengan ciri-ciri lidah menjulur, mata mendelik, serta terdapat bekas lika jeratan di bagian lehernya.
Di saku celana korban juga ditemukan sebuah surat, yang ditulis oleh korban sebelum melakukan aksi bunuh diri.
Dalam surat tersebut intinya korban meminta maaf kepada teman-temannya karena telah telah mengambil keputusan yang salah (bunuh diri,red).
Kemudian dalam surat itu, Budiarta juga minta maaf kepada orangtuanya karena merasa tidak bisa membahagiakan kedua orangtuanya.
Baca juga: Bunuh Diri, Ini Hukuman dan Dosanya Dalam Ajaran Agama Hindu
Baca juga: Ibu yang bunuh 3 Anak Kandung Akhirnya Tewas, Coba Bunuh Diri Menyayat Lehernya dengan Parang
Berikut kutipan surat yang ditulis oleh Budiarta untuk orangtuanya:
Mek jani ketut luas malunan, ulian ketut be med jak masalah hp ane ngeranayang ketut maluan mulih kema.
Ampurang ketut jak mekejang yen ketut ngelah pelih, jani ketut ngidih pelih.
Ape karena ade ketut ane ngeranayang memek/bapak tusing bagie.