Permintaan Ikan di Bangli Naik 20 Persen

Para pembudidaya ikan di Danau Batur, Kintamani, Bangli, kini bisa tersenyum bahagia.

Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Pembudidaya ikan di Danau Batur - Permintaan Ikan di Bangli Naik 20 Persen 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Para pembudidaya ikan di Danau Batur, Kintamani, Bangli, Bali, kini bisa tersenyum bahagia.

Pasalnya pasca anjlok akibat pandemi virus Corona, kini permintaan ikan berangsur pulih dan mengalami peningkatan.

Salah satu pelaku budidaya ikan di Desa Buahan, I Made Antara mengungkapkan, meningkatnya permintaan ikan diketahui sejak perayaan Natal (25/12/2020) kemarin.

Pihaknya mengakui peningkatan permintaan ikan memang kerap terjadi jelang akhir tahun.

Baca juga: Kasus Kematian dengan Positif Covid-19 di Bangli Bertambah, Satu Warga Asal Cempaga Meninggal Dunia

Baca juga: Diskominfo Bangli Butuh Tambahan Dua Programmer dan Dua Teknisi

Baca juga: Belum Punya Acuan, Disparbud Bangli Belum Bisa Tetapkan Target Pendapatan Tahun 2021

“Kenaikannya mencapai 20 persen per hari,” ujar Antara, Minggu (27/12/2020).

Kendati mengalami peningkatan 20 persen, Antara mengatakan, jumlah tersebut tidak terlalu signifikan.

Terlebih jika dibandingkan dengan tahun 2019, dimana permintaan ikan jelang akhir tahun mampu mencapai 1,2 ton per hari.

“Kalau sekarang paling maksimal dengan seluruh ikan yang dimiliki petani (pembudidaya), paling hanya 1 ton saja,” ucapnya.

Antara juga mengatakan bahwa permintaan ikan sempat anjlok sejak awal pandemi Covid-19.

Hal ini dipengaruhi oleh menurunnya daya beli masyarakat, serta banyaknya hotel dan restoran yang tutup.

Disisi lain, harga ikan juga sempat anjlok Rp. 26 ribu per kilo.

Sedangkan harga produksi terutama pada pembelian pakan, justru mengalami peningkatan.

“Peningkatan harga ini juga tidak terlepas dari faktor tersebut. Karena secara otomatis, para petani mengurangi produksi mengingat biaya pakan yang mahal. Sehingga terjadilah hukum pasar, dimana barang yang tersedia lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah permintaan. Untuk saat ini harga ikan sudah mencapai Rp. 28 ribu per kilo,” ujarnya.

Antara tidak bisa memastikan apakah tingginya permintaan serta harga ikan akan bertahan lama.

Sebab fluktuasi dinilai bergantung pada situasi dan kondisi pandemi saat ini.

“Kita lihat di awal tahun nanti. Kalau Covidnya semakin parah, kemungkinan harganya bisa kembali turun. Bahkan lebih parah, bisa mencapai 50 persen penurunan harganya,” tandas dia. (*).

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved