Serba Serbi
Tolak Cetik dan Bala, Tumbuhan Uli Dipercaya Miliki Khasiat Khusus
Dalam buku Usadha Cetik, terbitan Yayasan Dharma Pura, dijelaskan cetik adalah sebutan racun yang mematikan hasil racikan manusia
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Lanjutnya, memang dalam kepercayaan masyarakat Hindu di Bali laut beserta isinya memiliki manfaat pengobatan sekala-niskala.
Belakangan pun pemburuan uli dibatasi, karena untuk menjaga ekosistem dan biota laut termasuk terumbu karang tetap asri dan lestari.
Pria yang juga kolektor berbagai cincin ini, menyebutkan uli sangat booming tahun 1997.
Namun saat ini mulai langka, apalagi dengan adanya pembatasan untuk menjaga ekosistem laut tetap terjaga.
Kisah unik datang dari pengguna uli, ada yang menggunakan uli sebagai sarana upakara dan pengobatan.
Ada pula untuk melindungi diri dari hal-hal negatif.
“Ada yang jualan di pasar Beringkit, dia menunjukkan dengan rokok yang diolesi uli rasanya hambar. Kemudian uli ditaruh di arak ada yang alkoholnya hilang,” jelasnya.
Sehingga secara niskala, banyak yang mencari uli untuk menolak hal negatif.
Tumbuhan uli layaknya pohon cemara, batangnya berwarna hijau dan berisi ranting kecil berwarna kekuningan namun tubuhnya pendek.
Batang uli biasanya digunakan menjadi permata sebuah cincin, dan cincin inilah yang banyak digunakan oleh pemangku, pejabat, dan lain sebagainya.
Batangnya dijual per sentimeter, dan harganya sesuai ukuran.
“Ada yang panjangnya sama dengan sebatang rokok, dijual sampai Rp. 15 juta. Itupun harga Corona, kalau harga pasaran normal bisa Rp. 25 juta,” sebutnya.
Sementara, jika uli telah menjadi cincin, maka harganya tergantung ukuran di cincin itu.
“Kalau ikatan cincinnya dari koin harganya paling Rp. 500 ribuan. Tetapi kalau ikatannya dari perak, harganya bisa jutaan,” sebutnya.
Siladharma menjelaskan, untuk uli New Zaeland ada yang berbentuk tali arus dan cemara.