Serba Serbi

Otonan Saat Tumpek Wayang, Ini Maknanya Dalam Hindu Bali

Otonan saat Tumpek Wayang, berikut ini maknanya dalam Hindu Bali, simak penjelasannya di sini

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
(Foto tidak terkait berita) Ni Made Erika Kamarini melaksanakan sembahyang di rumah. 

Maka seseorang yang lahir pada hari ini, upacara otonannya sama seperti otonan biasa.

Hanya saja, karena ada imbas wuku wayang mengikuti konsep kelahiran wuku wayang.

Sehingga yang lahir Redite Wuku Wayang memang agak keras hati, tetapi tidak sekeras yang lahir ketika pas pada hari suci Tumpek Wayangnya.

“Orangnya suka bekerja, agak murah hati dan dermawan, pandai merahasiakan hal penting, perintahnya tegas dan keras,” katanya.

Mengenai otonan, ia menjelaskan bahwa orang Bali memang sejak dahulu melakukan otonan ini.

“Otonan berasal dari kata wetu, yang artinya metu atau keluar dari garbaning ibu, dan waktu lahir disertai dengan nyama papat sebagai penjaga kita dalam kehidupan,” jelasnya.

Kelahiran manusia sudah membawa karma masing-masing dan kadang-kadang ada unsur buruk atau jelek itu, yang perlu dinetralisir dengan upacara otonan agar mendapat penjaggaan dari ‘nyama papat’ dan nendapat perlindungan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

“Maka perlu upacara maoton sebagai peringatan hari kelahiran orang Bali,” tegasnya.

Upacara otonan adalah upacara perpaduan antara pancawara, saptawara, dengan wuku kelahiran anak.

Serta selalu minta perlindungan penjagaan kepada catur sanak yang menyertai kelahiran agar selamat dan rahayu.

Baca juga: Anda Lahir Tumpek Wayang? Panjang Umur, Begini Perjalanan Hidupnya

Baca juga: Tumpek Wayang : Kisah Rare Kumara yang Ingin Dimangsa Bhatara Kala, Diselamatkan Seorang Dalang

Banten otonan pun berbeda dari banten sehari-hari lainnya.

Peruntungan Bagi yang Lahir Tumpek Wayang

Tumpek Wayang merupakan pertemuan antara Saptawara Sabtu (Saniscara) dengan Pancawara Kliwon dan wuku Wayang.

Bagi mereka lahir Tumpek, menurut wariga jatah hidupnya di dunia 102 tahun.

Perhitungan jatah umurnya bisa dilihat dari uripnya, dimana Sabtu memiliki urip 9 dan Kliwon memiliki urip 8, sehingga jumlahnya 17 dan jika dikalikan 6 hasilnya adalah 102 yang merupakan jatah umur bagi mereka yang lahir Tumpek.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved