Berita Bali
Sepanjang Kajian Kesehatan dan Ekonomi Layak, Pemprov Bali Setuju dengan Kebijakan Travel Bubble
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa mengungkapkan, pihaknya sangat berharap pemerintah pusat bisa merealisasikan kebijakan travel
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemerintah pusat kini sedang merancang travel bubble guna mendatangkan wisatawan dari negara lain ke Indonesia.
Bali disebut-sebut menjadi fokus utama dalam rancangan travel bubble tersebut.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa mengungkapkan, pihaknya sangat berharap pemerintah pusat bisa merealisasikan kebijakan travel bubble tersebut.
Menurutnya, travel bubble bisa saja dilakukan sepanjang kepentingan kesehatan dan ekonomi layak untuk dijalankan.
Baca juga: Upaya Pulihkan Sektor Pariwisata, Pemprov Bali Fokus Garap Wisatawan Domestik di Tahun 2021 Ini
"Kalau tyang secara Dinas Pariwisata, tentu karena sudah lama begini (terpuruk), tentu (travel bubble) adalah salah satu alternatif solusi.
Tapi kesemuanya itu tergantung dari kebijakan pusat," kata Astawa saat dihubungi Tribun Bali, Rabu (6/1/2021).
Menurut Astawa, kebijakan travel bubble memang sepenuhnya menjadi kewenangan dari pemerintah pusat.
Sementara di daerah sifatnya hanya menunggu kebijakan pusat
Ia menilai, kajian dan perkembangan kebijakan travel bubble ini pasti akan mengikuti dinamika Covid-19 di dunia maupun di Indonesia.
Apalagi saat ini telah ditemukan virus corona jenis baru yang penyebarannya diklaim bisa lebih cepat.
"Karena travel bubble prinsipnya kan kerja sama. Mereka mau kita mau.
Karena semua negara belum open sehingga solusinya mungkin penjajakannya travel bubble dulu beberapa negara," jelas Astawa.
Dikutip dari wartakotalive.com, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan pihaknya bersama sejumlah Kementerian dalam Kabinet Indonesia maju telah menyusun travel bubble.
Hal ini bersamaan dengan percepatan pembangunan dan pembukaan akses pariwisata.
Baca juga: Garda Terdepan Pemulihan Ekonomi, Dewan Bali Minta Pekerja Pariwisata Juga Dapat Prioritas Vaksinasi
Travel bubble diketahui merupakan kesepakatan sejumlah negara untuk memulai kembali perjalanan lintas negara di tengah pandemi virus corona atau covid-19.
Tahap awal, travel bubble dijelaskan Sandi akan diterapkan di Bali.
Alasannya karena Bali yang paling terdampak.
Tercatat perekonomian Bali minus 12 persen pada kuartal ketiga tahun 2020.
Hal tersebut dipicu karena lebih dari 80 persen masyarakat Bali bergantung kepada pariwisata dan ekonomi kreatif.
Selain itu, Bali menurutnya paling unggul dalam infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM) pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dibanding daerah lainnya.
"Soal Travel Bubble ini juga kita bicarakan tadi, kebetulan Pak Menhub, ini masih dalam tahap diskusi, jadi akan kita fokuskan di Bali," kata Sandi di Kantor Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (4/1/2021).
"Jadi tadi idenya sudah mulai didiskusikan, tapi saya akan kordinasi lagi dengan Pak Menteri Kesehatan, Ibu Menlu dan jajaran terkait lainnya, karena kita nggak mau menjanjikan sesuatu yang mungkin sangat berpotensi tergantung pada keadaan covid-19 sekarang," jelasnya
"Jadi kita dahulukan dulu kesehatannya, setelah bicara dengan Pak Menteri Kesehatan kita atur lagi dengan Bapak, kita rancang dengan baik," tambah Sandi.
Hanya saja, lanjutnya, hal terpenting dalam pemulihan pariwisata diungkapkan Sandi adalah persiapan pada segi kesehatan.
Baca juga: Pariwisata Bali Makin Kelabu Gara-gara Varian Baru Corona, Asita: Kami Beri Dukungan untuk Hal Baik
Antara lain penerapan protokol kesehatan yang ketat melalui K4, yakni Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, dan Kelestarian Lingkungan) atau CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environment Sustainability).
Selanjutnya penyediaan vaksinasi covid-19 maupun tes PCR guna menjamin keamanan dan kenayaman wisatawan yang hendak berkunjung ke Bali
"Kita ingin ada fokus utama untuk akselerasi, bahwa masyarakat Bali dapat kepastian dari segi vaksinasinya maupun juga dari PCR, karena denger juga dari temen-temen, masyaraklat yang ke Bali itu dengan relanya tes PCR," jelasnya. (*)