Corona di Bali

Bertugas untuk Observasi Hasil Vaksinasi Covid-19, Kadiskes Bali Bentuk Komite Daerah Pantau KIPI

Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya mengatakan bahwa pihaknya telah membentuk Komite Daerah (Komda) yang akan memantau

Penulis: Ragil Armando | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Ragil Armando
Komisi IV DPRD Bali menggelar rapat kerja (raker) bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali, Kamis (7/1/2021). Rapat yang digelar di ruangan Komisi IV itu sendiri membahas terkait kesiapan pendistribusian vaksin Covid-19 di Bali. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Komisi IV DPRD Bali menggelar rapat kerja (raker) bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali, Kamis (7/1/2021).

Rapat yang digelar di ruangan Komisi IV itu sendiri membahas terkait kesiapan pendistribusian vaksin Covid-19 di Bali.

Dalam rapat tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Bali I Gusti Putu Budiarta mengatakan bahwa rapat tersebut digelar guna memastikan sejauh mana kesiapan proses vaksinasi.

 Terlebih vaksin telah berdatangan ke Bali.

Baca juga: Dinas Kesehatan Provinsi Bali Kembali Terima Vaksin Sinovac Sebanyak 20 Ribu Dosis

Apalagi, pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir setahun ini telah berdampak ke segala sektor kehidupan.

“Kebetulan sudah ada vaksin yang sesegera mungkin didistribusikan ke masyarakat.

Itu yang menjadi prioritas pembahasan tadi,” jelasnya.

Politikus PDIP itu juga berharap bahwa proses distribusi vial vaksin dapat menjangkau seluruh masyarakat Bali.

“Sehingga masyarakat segera terbebas dari Covid-19,” ucapnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya mengatakan bahwa pihaknya telah membentuk Komite Daerah (Komda) yang akan memantau KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi).

KIPI ini bertugas untuk mengobservasi apabila ada kejadian ikutan pasca vaksinasi.

Nantinya, Komda ini bertugas berdasarkan surat keputusan atau SK gubernur dan diisi oleh dokter-dokter spesialis yang ahli di bidang vaksin.

“Sesuai SK Gubernur ada Komite Daerah atau Komda. Di dalamnya ada dokter-dokter spesialis yang ahli di bidang vaksin. Di sana yang bisa memantau kejadian ikutan daripada vaksinasi atau KIPI,” jelasnya.

Ia menyebut bahwa sampai saat ini belum ada informasi terkait kejadian ikutan pasca vaksinasi.

Baca juga: Tahun 2021 Klungkung Targetkan Vaksinasi Rabies Sebanyak 14 Ribu Dosis

Kalaupun ada masih jarang terjadi.

Namun, mengingat vaksin ini baru, monitoring terhadap kejadian atau gejala ikutan pasca vaksinasi mesti tetap dilakukan.

“Makanya setelah vaksinasi disediakan tempat untuk diobservasi yang disiapkan faskes (fasilitas kesehatan). Habis vaksin dia akan diobservasi paling tidak 15 menit. Apakah ada reaksi, gejala-gejala, atau gatal gatal. Itu sedang disiapkan,” jelasnya lagi.

Kalaupun kejadian atau gejala ikutan muncul setelah peserta vaksinasi berada di rumah, menurutnya bisa dilaporkan ke faskes atau puskesmas.

“Ini berlaku secara nasional,” imbuhnya.

Selain menjelaskan soal KIPI, di kesempatan yang sama dr Suarjaya juga menyebutkan bahwa distribusi vaksin dari pusat ke Bali terus berlangsung.

Bahkan sampai dengan kemarin jumlah telah mencapai 51 ribu vial.

“Per hari ini sudah 51 ribu vial, 31 ribu vial (di tahap pertama) ditambah 20 ribu vial yang datang hari ini (kemarin),” ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved