Selebgram Ditangkap di Bali

Surat Hasil Swab Palsu Dibuat di Bali, Dijual Rp. 650 Ribu, Terungkap Berkat Dokter Tirta

Surat hasil swab palsu dibuat di Bali, Polisi berhasil meringkus tiga pemuda yang kedapatan memalsukan surat hasil swab

istimewa
Saat proses pemeriksaan di Bali sebelum diterbangkan ke Jakarta oleh pihak Polda Metro Jaya - Surat Hasil Swab Palsu Dibuat di Bali, Dijual Rp. 650 Ribu, Terungkap Berkat Dokter Tirta 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Polisi meringkus tiga pemuda yang kedapatan memalsukan surat hasil swab berbasis PCR.

Surat hasil swab palsu tersebut mereka buat di Bali.

Sebelumnya, ketiganya berhasil lolos dari pemeriksaan petugas di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta dengan tujuan penerbangan ke Bali.

Di Bali mereka kemudian melakukan aksinya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak bandara untuk meminta keterangan petugas yang melakukan pemeriksaan surat hasil swab PCR.

Baca juga: UPDATE Kasus Surat Swab Test Palsu, Selain Selebgram di Bali, Polda Metro Tangkap Dua Mahasiswa Lain

Baca juga: Kasus Selebgram Jual Surat Hasil Swab Test Palsu yang Ditangkap di Bali, Polda Bantu Fasilitasi

Baca juga: Pimpinan DPRD Usul Syarat Masuk Bali Diperketat selama PSBB, Harus Tes Swab Baik Jalur Darat & Udara

"Akan kita koordinasi ke bandara untuk ambil keterangan saksi yang melakukan pemeriksaan," ujar Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (7/1/2021).

Yusri mengatakan, kebetulan saja ketiga pemuda tersebut negatif Covid-19.

Jika mereka positif, maka bukan tak mungkin dapat menimbulkan klaster baru.

"Bagaimana kalau positif dan tanpa melalui PCR bisa berangkat (dengan surat palsu). Hal ini bisa menyebabkan klaster dan menyebarkan ke orang-orang yang sehat," jelasnya.

Dia pun meminta para petugas bandara untuk lebih berhati-hati dan teliti dalam melihat surat hasil swab PCR yang dibawa penumpang.

"Teman-teman penerbangan bisa lebih teliti lagi dalam hal melihat surat hasil PCR seseorang," ujarnya.

Tiga pemuda yang diringkus itu berinisal MHA, EAD, dan MAIS.

Adapun ketiganya masih berstatus pelajar/mahasiswa.

Yusri Yunus mengatakan, penjualan hasil swab PCR palsu itu bermula dari ketiganya yang mendapatkan tawaran jasa surat swab PCR tanpa tes melalui temannya di Bali pada Desember tahun lalu.

"MAIS akan berangkat ke Bali saat itu, dia bertiga sama temannya tetapi ada ketentuan PCR H-2 baru PCR. Dia kontak temannya di Bali, dari temannya di Bali bahwa kalau mau berangkat nanti dikirim PDF atas nama PT BF dan tinggal masukkan namanya," ujar Yusri.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved