Berita Gianyar
Lingkungan Banjar 'Peteng Dedet' Warga di Ubud Pasang Lampu secara Swadaya
Warga Banjar Mawang Kaja, Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali kini melakukan berbagai hal secara swadaya.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Warga Banjar Mawang Kaja, Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali kini melakukan berbagai hal secara swadaya.
Mulai dari penataan taman depan rumah, meskipun pemerintah beberapa bulan lalu mengadakan program penataan taman telajakan di sejumlah desa.
Diduga karena tak tersentuh program dan tak ingin membebani anggaran daerah, sehingga merekapun melakukan secara swadaya.
Baca juga: Gianyar, Tabanan, dan Klungkung Ikut PKM
Baca juga: Tak Masuk Kawasan PSBB, Sekda Gianyar Sebut Beberapa Poin PSBB Telah Dilakukan
Baca juga: Tagihan Listrik Lampu Penerangan Jalan di Karangasem Mencapai Rp 6,2 Milliar Lebih
Tak sampai si situ, kini merekapun memasang lampu penerang jalan di kawasan banjar secara swadaya.
Hal itu karena sebelumnya dipasangi lampu swadaya ini, kawasan setempat 'peteng dedet' atau gelap gulita.
Seorang warga setempat, I Wayan Sukandiana, Minggu (10/1/2021) mengatakan, kini warga Mawang Kaja secara swadaya memasang lampu penerang jalan.
Hal itu karena saat malam, jalanan gelap gulita.
Selain untuk menerangi wilayah banjar, hal ini juga untuk mengantisipasi wilayahnya dijadikan tempat tindak kriminal.
"Lampu penerangan jalan secara swadaya, biar lebih terang kalau malam hari," ujarnya.
Menariknya, meskipun diadakan secara swadaya. Namun warga setempat tetap menonjolkan kesan artistik, supaya tidak kalah dengan lampu penerangan jalan di Kota Gianyar.

"Meski untuk di desa tapi kami buat yang artistik juga, agar ada kesan seninya."
"Ini semua warga di sini yang membuatnya, untuk alat las kita pinjam" ujarnya lagi.
Baca juga: Pemkab Gianyar Gelontorkan Rp 8 M untuk Lampu Penerangan Jalan, Dipilih yang Punya Nilai Artistik
Terkait listrik, warga mengambil dari listrik sambungan pemerintah, khususnya untuk lampu utama.
Di mana hal tersebut pun telah mendapatkan izin dari PLN.
Sementara, untuk lampu hiasannya, warga menggunakan listrik perumahan warga yang nantinya juga dibayar secara swadaya.
"Kami minta dari listrik sambungan PLN, kalau lampu hiasnya kami minta dari rumah-rumah warga kami bayar itu," tandasnya. (*)