Serba Serbi

Makna Jagra pada Rahinan Siwaratri dan Hakikat Cerita Lubdaka

Perayaan hari suci atau rahinan Siwaratri dilangsungkan oleh umat Hindu setahun sekali, apa sebenarnya makna hari Siwaratri ini dalam ajaran Hindu?

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti. 

Ia tersesat hingga malam menjelang dan Lubdaka tidak mendapatkan apapun.

Dengan rasa lapar dan tidak tahu jalan kembali, maka si Lubdaka mencari tempat yang baik untuk berteduh dan menjaga diri dari sergapan binatang buas.

Sampailah Lubdaka di sebuah telaga atau danau yang cukup luas.

Karena lelah, ia beristirahat di sana sembari naik ke atas pohon agar tidak disergap binatang buas seperti harimau.

Sembari menunggu binatang buruannya, jikalau ada yang lewat.

Matahari terbenam, malam kian gelap dan Lubdaka merasa cukup ketakutan.

“Memang malam ketika sasih kapitu sangat gelap dan pekat,” jelas Ida rsi.

Lubdaka kini berada di atas pohon Maja (Bilwa) yang ada di pinggir telaga tersebut.

Ia takut ketiduran dan jatuh dari atas pohon, lalu dipetiklah daun Maja dan dijatuhkan satu per satu ke bawah.

Ia lakukan itu guna menghilangkan kantuk, dan dilakukan sampai pagi.

Baca juga: Makna Dan Pengertian Hari Raya Siwaratri, Malam Hening Peleburan Dosa

Baca juga: 3 Pura di Denpasar Ramai Didatangi Pemedak Saat Malam Siwaratri

Daun satu per satu berjatuhan ke telaga, dan mengarah ke sebuah lingga (simbol Siwa) yang berada di telaga.

Daun-daun tersebut menyentuh lingga, sehingga membuat Dewa Siwa tersentuh hatinya.

Matahari akhirnya muncul, dan Lubdaka turun dari pohon lalu pulang ke rumah.

“Ketakutannya mulai hilang dan keberanian mulai tumbuh,” ujar Ida rsi.

Ia mengatakan pada keluarga, bahwa ia tidak mendapatkan buruan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved