Serba Serbi
Sad Ripu dan Cara Menghilangkannya Dalam Hindu
Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti menjelaskan cara untuk menghilangkan Sad Ripu
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Konsep itu adalah menghilangkan sifat keraksasaan dan mendapatkan sifat kedewaan dengan konsep kesucian.
“Oleh sebab itu, maka potong gigi lebih banyak dilaksanakan umat Hindu yang ada di Bali dan menjadi tradisi,” jelas mantan dosen Unhi ini.
Untuk pria suaranya berubah, sedangkan wanita sudah menstruasi.
Konsep potong gigi adalah simbol inisiasi atau mengubah sifat anak-anak dan diharapkan menjadi lebih baik.
Sebab masa akil balik adalah masa pancaroba sehingga anak-anak memerlukan pendidikan, pengertian, untuk menjadi lebih dewasa.
“Makanya dalam upacara potong gigi, disebut dengan mekala-kalan, jadi menghilangkan sifat kala dalam diri anak itu,” ucap mantan wakil Bendesa Adat Sesetan ini.
Ada pula prosesi pangekeban dengan tujuan mengajarkan dan mendidik anak-anak lebih baik.
Tugas orangtua dan para rohaniawan memberikan pengertian dan wejangan kepada anak-anak.
Diberikan pengetahuan dan pengertian bahwa tidak boleh berbicara kasar dan berlaku ugal-ugalan.
“Sebenarnya kenapa orang mesangih tidak boleh memejamkan mata. Sebab mesangih ini konsepnya layaknya orang mati atau meninggal,” sebutnya.
Baca juga: Palinggih Polisi di Pura Dalem Kaler Belega, Pemedak Datang Nunas Tamba Hingga Pekerjaan
Baca juga: Jro Bayu Gendeng Ramal Kondisi Bali Tahun 2021, Ada Bencana, Ini Bulan-bulan yang Perlu Diwaspadai
Layaknya orang memandikan mayat, seseorang yang mesangih berbaring di bale, dan disangih giginya oleh sangging.
Makanya orang mesangih tidak diperkenankan menutup mata.
Walau banyak mitos mengatakan bahwa orang mesangih rentan dicari orang sakti ilmu hitam.
Namun di Bali sudah ada penangkal dengan tidak memakai jampi-jampi.
Penjaga ini berkaitan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.