Serba Serbi

Sad Ripu dan Cara Menghilangkannya Dalam Hindu

Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti menjelaskan cara untuk menghilangkan Sad Ripu

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti. Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti menjelaskan cara untuk menghilangkan Sad Ripu. 

Sebab dalam kehidupan memang ada mahluk lain yang suka menggoda.

Dari mahluk inilah perlu dijaga, agar yang mesangih tetap selamat.

“Kalau ada yang belum potong gigi, kemudian meninggal sebenarnya tidak boleh potong gigi lagi,” sebutnya.

Namun banyak orangtua yang merasa masih berutang apabila anaknya meninggal sebelum potong gigi.

Walau demikian, mantan wartawan ini menjelaskan ada suatu cara agar orang yang meninggal mesangih tanpa ngeludin wangke.

Baca juga: Cerita Mistis di Gedung Kosong Bukit Jimbaran, Ada yang Lihat Sosok Wanita dan Anak Kecil

Baca juga: Kisah Mistis Topeng Celuluk di Puri Ubud, Pernah Dibawa ke Kanada dan Seolah-olah Hidup

Sehingga saat seorang anak meninggal, orang tuanya yang harus menjadi sangging.

Lalu menyangih gigi sang mayat tidak boleh dengan kikir besi, melainkan bunga tunjung yang belum mekar. 

“Orangtua almarhum harus berada di atas kepalanya dan berdiri di atas padi, sebagai simbol Dewi Sri yang memberkati anak itu,” tegasnya.

Di sisi lain, bagi masyarakat yang tidak mempunyai uang bisa memotong gigi dengan konsep mesangih massal di gria-gria, sehingga tidak memerlukan banyak biaya.

Jangan sampai esensi mesangih ini kalah dengan konsep hura-hura demi terlihat wah saja, sebab banten potong gigi pun tidak besar. 

“Bagi mereka yang tidak punya uang, bisa menggunakan ayaban terkecil.

Karena ayaban tidak menentukan upacara itu, ayaban hanya sebagai casing saja,” tegasnya.

Apabila tidak punya biaya, bisa dengan ayaban tumpang lima, bahkan bisa dengan ayaban pejati saja.

“Tetapi inti orang potong gigi, harus ada yang namanya banten Sesayut Semara Ratih.

Banten Bale Gading itu intinya. Tidak perlu pregembal atau bebangkit, kalau tidak punya uang,” tegasnya. 

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved