Berita Denpasar

Proyek Bendungan Sidan Membuat Sungai Ayung Keruh, Akibatkan Produksi Air PDAM Denpasar Terganggu

Produksi air baku di PDAM (Perumda Tirta Sewaka Dharma) Kota Denpasar terus mengalami gangguan.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
PDAM Denpasar
Proses distribusi air PDAM dengan mobil tangki 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Produksi air baku di PDAM (Perumda Tirta Sewaka Dharma) Kota Denpasar terus mengalami gangguan.

Hal ini dikarenakan tingkat kekeruhan air yang cukup tinggi di Sungai Ayung sehingga tak bisa diolah.

Apalagi air ini bercampur dengan pasir dan lumpur.

Direktur Utama Perumda Tirta Sewakadarma Kota Denpasar, IB Gede Arsana, Minggu 17 Januari 2021 mengatakan pasir dan lumpur tersebut berasal dari proyek Bendungan Sidan.

Baca juga: 18 Ribu Pelanggan PDAM Denpasar Terdampak Banjir Sungai Ayung, Air Keruh dan Saluran IPA Tersumbat

Apalagi saat ini sedang musim hujan dan debit air meningkat sehingga menghanyutkan material tersebut.

“Tingkat kekeruhan air yang cukup tinggi dengan campuran lumpur dan pasir membuat PDAM harus mengurangi produksi.

Ini disebabkan masih adanya proyek pembangunan Bendungan Sidan, Gianyar,” kata Arsana

Selain dari Proyek Bendungan Sidan, dia juga menduga ada sempadan sungai yang mengalami longsor.

Sehingga pihaknya meminta BWS dan DPUPR Provinsi Bali untuk turun langsung mengawasi proyek yang ditimbulkan dan longsor.

Ia mengatakan gangguan tersebut terjadi sejak dua minggu lalu.

Lumpur dan pasir yang terlalu banyak masuk ke IPA Intake menyulitkan petugas melakukan proses pengolahan.

Akibatnya, petugas harus melakukan pengurasan IPA Intake 3-4 kali dalam sehari yang biasanya pembersihan IPA Intake hanya dua kali dalam seminggu.

Dengan lumpur dan pasir yang tinggi menyebabkan tingkat kekeruhan mencapai 10.000 NTU yang dipastikan susah untuk diolah.

Bagus Arsana mengungkapkan, selain pasir dan lumpur yang menjadi keluhan dalam proses pengolahan air baku adanya batu yang juga terbawa ke hilir.

Baca juga: PDAM Denpasar Alami Gangguan karena Air Tukad Ayung Mengecil dan Keruh, 10 Ribu Pelanggan Kena Imbas

Proses produksi yang biasanya bisa sampai 500 liter per detik keatas kini hanya 200 liter per detik.

Akibatnya, pengaliran air ke reservoir menjadi lemah.

Begitu juga pengaliran air ke pelanggan yang dipastikan terhambat, dimana yang paling parah terjadi di Kecamatan Denpasar Utara seputaran jalan Kebo Iwa, Jalan A Yani, Jalan Antasura.

Denpasar Timur Jalan Siulan, dan Denpasar Barat seputaran Jalan Gunung Agung.

Dikatakannya, kondisi ini akan terus terjadi sepanjang proyek bendungan sidan masih berlangsung.

Hal tersebut membuat PDAM harus mencari solusi untuk bisa melakukan pengolahan air secara maksimal.

Sebab, jika dipaksakan dengan kondisi saat ini PDAM khawatir akan terjadi kerusakan mesin dan tingginya bahan yang digunakan untuk penjernihan air.

Dengan kondisi tersebut, gangguan berimbas pada 30.000 pelanggan di Kota Denpasar.

Kerugian PDAM ditafsir mencapai Rp 130 juta perhari selama masa kekeruhan ini.

Menurut Bagus Arsana PDAM saat ini sudah merancang membuat kantong lumpur dengan panjang 50 meter lebar 6 meter dengan tinggi 4 meter di hulu.

Baca juga: 4.000 Pelanggan PDAM Denpasar Digratiskan Selama 3 Bulan, Siapa Saja Mereka?

Kantong lumpur tersebut nantinya sebagai tempat untuk menyaring lumpur sebelum masuk tahap selanjutnya.

Selain itu PDAM juga berencana akan membuat saluran terbuka yang berada di hilir kantong lumpur.

Saluran terbuka memiliki panjang 56 meter dan lebar 1 meter.

Saluran terbuka itu merupakan penampungan air setelah dilakukan penyaringan di kantong lumpur.

“Kami juga akan membuat bak penampungan dengan luas tampungan 1.800 meter kubik. Bak penampungan ini yang nantinya akan menyalurkan air ke IPA Intake untuk dilakukan pengolahan melalui pipa GIP 24 inci,” katanya.

Untuk saat ini, Bagus Arsana meminta permakluman kepada masyarakat.

Saat ini pelayanan yang dimaksimalkan oleh PDAM menyediakan 4 tangki air untuk pendistribusian ke rumah-rumah warga yang terdampak. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved