Berita Buleleng
Pemkab Kirim Ulang Usulan Pinjaman Dana PEN, Dana Hanya Untuk Merevitalisasi RSUD Buleleng Bali
Berdasarkan kesepakatan dengan DPRD Buleleng, jumlah pinjaman diturunkan dari semula Rp 571 Miliar, menjadi Rp 103 Miliar.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA – Pemkab Buleleng kembali mengirim proposal pinjaman dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ke pusat, dalam hal ini PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan Kementerian Dalam Negeri.
Namun nilai pinjaman jauh lebih kecil, yakni sebesar Rp 103 Miliar.
Dana tersebut rencananya hanya digunakan untuk merevitalisasi RSUD Buleleng.
Sekda Buleleng, Gede Suyasa ditemui Jumat, 22 Januari 2021 mengatakan, pada 2020 lalu pihaknya memang telah mengirim proposal pinjaman dana PEN sebesar Rp 571 Miliar.
Namun hingga 31 Desember 2020, pusat tak kunjung memberikan jawaban apakah menyetujui pinjaman tersebut atau tidak.
Baca juga: Realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional di Bali Hingga Agustus 2020 Capai Rp 1,78 Triliun
Baca juga: OJK Dorong Fintech Ikut Berperan dalam Pemulihan Ekonomi Nasional
Baca juga: Pada RKTM 2020 di Bali, Kemenperin Tegaskan Fokus Anggaran untuk Pemulihan Ekonomi Nasional
Belakangan, pada awal Januari 2021, Pemkab kembali menerima konfirmasi dari pusat, yang meminta kepada pihaknya untuk mengirim kembali proposal pinjaman dana PEN, agar dapat dibahas di tahun anggaran 2021 ini.
Berdasarkan kesepakatan dengan DPRD Buleleng, jumlah pinjaman diturunkan dari semula Rp 571 Miliar, menjadi Rp 103 Miliar.
Dana tersebut rencananya hanya akan digunakan untuk merevitalisasi RSUD Buleleng. Proposal pinjaman dana PEN ini akan dikirim ke pusat dalam minggu ini.
"Yang dibutuhkan saat ini kan ada dua hal, kesehatan dan ekonomi. Kalau menyelesaikan RSUD dan meningkatkan kualitasnya itu kan menjadi bagian yang sangat integral. Pinjaman yang diusulkan tahun lalu, sampai 31 Desember kemarin tidak ada kejelasan dari pusat. Bupati kemudian tetap berupaya agar pinjaman untuk RSUD jangan dihapus. Pusat nanti akan memanggil kami untuk membahas usulan ke dua ini, apakah akan ada bunganua atau tidak. Kalau ada bunganya ya akan kami diskusikan lagi dengan DPRD," jelasnya.
Sementara Dirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha tidak menampik jika hingga struktur bangunan yang ada di RSUD tidak layak untuk pasien, utamanya yang lansia.
Oleh karena itu, melalui dana PEN, Pemkab akan membangun sebuah ruangan yang terintegrasi, hingga berjumlah empat lantai.
Dimana, pada lantai pertama akan digunakan sebagai ruang pemeriksaan penunjang berupa laboratorium, ruang rontgen dan poliknik.
Sementara di lantai dua juga terdapat ruang poliknik.
Sedangkan di lantai tiga akan digunakan sebagai ruang perawatan yang intesif dan semi intensif, dekat dengan IGD.
Selain itu juga akan dibangun gedung terintegrasi khusus untuk pelayanan ibu hamil untuk kontrol, persalinan, dan perawatan bayi. Serta memperluas ruang Instalasi Forensik.