Berita Bali

6 Fakta Dentuman yang Hebohkan Warga Bali, Durasi Getaran 20 Detik & Terdengar hingga di 3 Kecamatan

Suara dentuman setidaknya terdengar di 3 kecamatan yang ada di Kabupaten Buleleng. Kecamatan Kubutambahan hingga Kecamatan Sukasada.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Kambali
Kompas.com
Ilustrasi suara dentuman misterius. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ratu Ayu Astri Desiani dan Zaenal Nur Arifin

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Suara dentuman yang cukup keras menggegerkan warga Kabupaten Buleleng, Bali, pada Minggu, 24 Januari 2021 sekitar pukul 10.00 wita.

Hingga saat ini belum diketahui sumber maupun penyebab dari suara dentuman itu. 

Berikut ini fakta-fakta yang dirangkum Tribun Bali, terkait fenomena dentuman tersebut;

Baca juga: Lima Suara Dentuman Misterius di Indonesia, Ada yang Terdengar Beberapa Kali

1. Terdengar di 3 kecamatan

Suara dentuman itu terdengar hingga di sejumlah wilayah yang ada di Buleleng, Bali.

Setidaknya terdengar di 3 kecamatan yang ada di Kabupaten Buleleng.

Adalah Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Buleleng, dan Kecamatan Sukasada.

Perbekel Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali Gede Pariadnyana mengaku mendengar jelas suara dentuman itu sebanyak 1 kali.

Baca juga: Misteri Suara Dentuman Keras di Bali, LAPAN: Ada Kemungkinan Meteor Jika Kesaksian Warga Benar

Kala itu, Pariadnya tengah menerima sejumlah tamu di kediamannya.

Hingga tiba-tiba ia dikagetkan dengan suara dentuman yang cukup keras, sebanyak satu kali.

Sontak ia pun bergegas mengecek keadaan sekitar.

"Awalnya saya kira ada kebakaran, atau SPBU yang meledak. Namun sampai sekarang tidak ada informasi terjadinya kebakaran.

Warga sekitar juga sempat mendengar dentuman itu. Semua bertanya-tanya ada apa," jelasnya. 

2. Jarak 10 km dari bibir pantai

Selain Perbekel Pariadnyana, suara dentuman itu juga didengar warga.

Salah satu nelayan asal Banjar Dinas Segara, Desa Kubutambahan, Komang Wagiastra (53).

Kala itu, Wagiastra mengaku tengah melaut.

Lantas ia tiba-tiba dikejutkan dengan adanya suara dentuman yang sangat keras.

"Saat itu saya lagi mencari ikan di tengah laut. Jaraknya sekitar 10 kilometer dari bibir pantai.

Suaranya terdengar jelas. Saya kira ada gardu yang meledak,"ungkapnya. 

Baca juga: Dentuman Misterius di Bali, Wagiastra: 10 Km dari Bibir Pantai, Suaranya Jelas Sekali

3. Dikira bom

Selain di Kecamatan Kubutambahan, suara dentuman itu juga terdengar hingga di Kota Singaraja dan Desa/Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali.

Salah seorang warga Desa Sukasada, I Gusti Ngurah Putra Sana juga mengaku terkejut dengan suara dentuman itu.

"Saya kira ada bom. Kaget lah, suara dentumannya keras sekali," katanya. 

Baca juga: Suara Dentuman Misterius di Bali, Ini Pengakuan Sejumlah Warga Buleleng yang Terkejut Mendengarnya

4. Viral di media sosial

Suara dentuman misterius ini juga ramai dibicarakan oleh warganet di sosial.

Mereka bertanya-tanya dari sumber suara  suara ledakan tersebut.

Bahkan ada yang menduga suara itu berasal dari proyek Bendungan Tamblang.

Mengingat pihak pekerja kerap melakukan blasting tanah menggunakan bahan peledak. 

Dikonfirmasi terkait dugaan itu, Satker Bendungan BWS Bali Penida, I Gusti Putu Wandira mengatakan, blasting tanah dengan menggunakan bahan peledak memang sering dilakukan oleh pihaknya.

Namun suara ledakan semestinya tidak sampai terdengar hingga di wilayah Kota bahkan di Kecamatan Sukasada.

"Peledakan memang ada, tapi di dalam terowongan. Tidak mungkin bisa sampai terdengar di kota. Jarak antara proyek dengan kota kan cukup jauh, sekitar 20 kilometer.

Kalau kami melakukan peledakan selalu memberikan aba-aba berupa suara sirine dan hitung mundur," terangnya. 

Sementara Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana hingga berita ini ditulis belum dapat dikonfirmasi.

"Saya masih di jalan, nyetir. Tunggu ya," singkatnya.

Baca juga: Cerita 3 Nelayan Dengar Suara Dentuman dan Air Laut Naik 15 Meter Saat Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182

5. Anomali sinyal

Observer PGR III Denpasar Bali memperlihatkan getaran yang terekam di sensor milik BMKG di Singaraja, Minggu 24 Januari 2021.
Observer PGR III Denpasar Bali memperlihatkan getaran yang terekam di sensor milik BMKG di Singaraja, Minggu 24 Januari 2021. (Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin)

Pusat Gempabumi Regional (PGR) III Denpasar menyampaikan adanya anomali sinyal yang terekam pada sensor di Singaraja milik BMKG.

"Begitu kami cek pada pukul 10.27 WITA ternyata ada anomali sinyal namun sinyal ini bukan sinyal seismik gempabumi karena kami lihat tidak dicacat oleh beberapa sensor lain disekitarnya. Tapi hanya terekam di sensor Singaraja saja," ujar observer PGR III Denpasar, Indira, Minggu 24 Januari 2021.

Ia menambahkan pihaknya kemudian mendapatkan kabar dari masyarakat terlihat meteor jatuh dan lain sebagainya, tapi dari kami BMKG yang memiliki kewenangan kegempaan kami mengkonfirmasi bahwa suara ledakan tersebut bukan merupakan akibat gempa bumi.

Baca juga: Dentuman Misterius Terdengar 2 Kali dan Menyebabkan Getaran di Jakarta, Berikut Ini Penjelasan BMKG

"Setelah kami cek pada kira-kira pukul 10.27 WITA memang ada anomali sinyal di sensor Singaraja milik BMKG namun bukan merupakan sinyal seismik gempa bumi," tegasnya.

Indira menyampaikan pihaknya memerlukan konfirmasi lebih lanjut dengan lembaga-lembaga lain, kalau memang kesaksian masyarakat itu melihat meteor atau lain sebagainya harus dikoordinasikan dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

6. Durasi getaran kurang lebih 20 detik

Menurutnya untuk alat sensor itu sensitif terhadap banyak hal.

Bisa karena gempa bumi, gunung api, nuklir semua itu bisa tercatat sebenarnya tapi ada klasifikasinya menentukan ini itu sinyal seismik gempabumi atau sinyal yang lain.

Baca juga: Dentuman Misterius Gegerkan Warga DKI Jakarta, BMKG Sebut Ada Aktivitas di Sekitar Gunung Salak

"Dari pola di seismogramnya ini kita bisa lihat, kenapa kita bisa bilang ini bukan gempa bumi karena beberapa sensor yang terdekat dari sensor Singaraja ini tidak mencatat rekaman tersebut juga.

Jadi hanya satu sensor saja yang merekam getaran yaitu Singaraja," paparnya.

Ia menambahkan durasi getaran yang tercatat pada sensor itu kurang lebih 20 detik dan kalau disetarakan dengan magnitudo setara dengan 1,1 magnitudo. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved