Jenazah Suami Dibawa Pakai Pikap, Sang Istri Masih Utang Rp 17 Juta di RSUD Buleleng

Jenazah Suami Dibawa Pakai Pikap, Sang Istri Masih Utang Rp 17 Juta di RSUD Buleleng

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Aloisius H Manggol
Dok. Istimewa
VIRAL Jenazah Gede Seni Diangkut Mobil Pikap, Istri: Kami Tidak Punya Uang Sewa Mobil Ambulans 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA – Keluarga kurang mampu asal Banjar Dinas Pasek, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, terpaksa membawa jenazah Gede Seni dari RSUD Buleleng ke rumah duka memakai mobil pikap.

Mereka tidak mampu menyewa ambulans rumah sakit sebesar Rp 800 ribu.

Peristiwa langka ini pun viral di media sosial Facebook, Minggu (24/1). Peristiwa ini pertama diposting oleh akun Facebook Humas (Buleleng Sosial Community) dengan tujuan untuk membuka donasi.

Dalam postingan itu, pemilik akun mengunggah sebuah foto yang menggambarkan jenazah Gede Seni terbaring di belakang mobil pikap, dan hanya ditutupi selimut bermotif garis-garis warna hitam dan putih.

Tampak pula kedua orangtua almarhum duduk di samping jenazah Gede Seni. Foto diambil saat mobil pikap sedang berhenti di perempatan Penarukan, Singaraja. 

Selain foto, pemilik akun juga menjelaskan terkait kondisi keluarga almarhum yang kurang mampu, sehingga terpaksa memulangkan jenazah dari rumah sakit menuju ke rumah duka di Banjar Dinas Pasek menggunakan mobil pikap.

Dijelaskan pula terkait kondisi keluarga yang tidak mampu membayar biaya perawatan, yang jumlahnya mencapai belasan juta.

Melalui postingan tersebut, akun Humas (Buleleng Sosial Community) juga menjelaskan kondisi keluarga almarhum yang kurang mampu, dan masih menunggak biaya perawatan di rumah sakit.

Mereka pun membuka rekening donasi untuk membantu keluarga almarhum Gede Seni melunasi utang biaya perawatan yang jumlahnya mencapai belasan juta rupiah. 

Mobil Pinjaman
Dikonfirmasi terkait peristiwa itu, istri almarhum Gede Pasek, Ketut Suryani (35), membenarkan jika jenazah suaminya terpaksa dipulangkan dari RSUD Buleleng menuju ke rumah duka dengan menggunakan mobil pika, pada Sabtu (23/1) pagi.

Tidak ada pilihan lain, sebab pihak keluarga tidak memiliki biaya untuk menyewa mobil ambulans, yang tarifnya mencapai Rp 800 ribu. 

"Yang ngurus jenazah suami saya di rumah sakit hanya mertua. Mereka tidak tahu mau minta bantuan ke siapa. Disamping itu biaya sewa mobil ambulans di RSUD cukup mahal, yaitu Rp 800 ribu. Kami tidak punya uang sebanyak itu,” tutur Suryani saat ditemui di rumah duka, Minggu (24/1).

Akhirnya ada komunitas yang mau membantu mereka, meminjamkan mobil pikapnya untuk mengantar jenazah sang suami ke rumah duka. “Dengan adanya bantuan itu kami sudah sangat bersyukur, jenazah suami saya bisa cepat dibawa pulang ke rumah duka," terangnya.

Selain tak punya biaya untuk menyewa ambulans hingga terpaksa memulangkan jenazah dengan mobil pikap, keluarga almarhum Gede Seni juga tidak mampu membayar biaya perawatan di dua rumah sakit, yang totalnya kurang lebih mencapai Rp 17 juta. 

Berhenti Merokok
Menurut Suryani, suaminya mulanya dilarikan ke salah satu rumah sakit swasta yang ada di Buleleng pada Minggu (10/1) dengan keluhan batuk dan lemas. Setibanya di rumah sakit swasta tersebut, Gede Seni didiagnosis mengalami infeksi paru-paru.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved