Berita Bali

89 Lontar Prasi Disuguhkan dalam Pameran Bulan Bahasa Bali 2021

Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali menyelenggarakan prasara (pameran) bertajuk “Prasikala Nukilan Taru Mahottama” di Gedung pameran Kriya Hall

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Wema Satya Dinata
Dokumentasi Disbud Bali
Prasara (pameran) bertajuk “Prasikala Nukilan Taru Mahottama” di Gedung pameran Kriya Hall Art Center, Taman Budaya Provinsi Bali. Prasara ini dihadirkan sebagai bagian dari pelaksanaan Bulan Bahasa Bali 2021 

Sementara perupa lebih senior Made Ruta dan Made Suparta menampilkan karya instalasi, daun ental bukanlah media ruang ilusi, daun ental dijadikan objek menjalar di ruang-ruang kongkrit, membangun penanda-penanda baru terhadap ruang.

Prasara kali ini, juga menghadirkan perupa generasi baru, yakni Komunitas pengembang lontar prasi yakni Komunitas Operasi dan “Komunitas Amarasi. Komunitas Operasi 14 anggotanya merupakan anak-anak muda dari alumni Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja.

Sementara Komunitas Amarasi beranggotakan mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

Menurut Suklu, sebagian besar perupa akademis ini mengembangkan berbagai gagasannya dalam upaya menjawab tantangan masa kini.

Mereka melihat tradisi sebagai sejarah yang terus berkembang.

Eksplorasi ide-ide dan keterampilan dalam menaklukkan material dan teknik terus dikembangkan sehingga menemukan bahasa ekspresi lebih dinamis dengan meminjam pola lontar prasi.

“Dinas Kebudayaan Provinsi Bali melalui event Bulan Bahasa Bali sangat tepat mengambil langkah memuliakan, mengembangkan dan menjangkar lontar prasi melalui presentasi ke ruang publik.

 Rupa serta akar dan makna lontar prasi juga akan dibincangkan melalui seminar dan workshop yang akan digelar serangkaian pameran,” ungkapnya.

Suklu yang juga akademisi ISI Denpasar ini menegaskan, Prasara “Prasikala Taru Mahottama” berambisi mengadirkan raga lontar prasi Bali yang mengalami dinamika dari musim ke musim.

Lontar Kunti Sraya Putus untuk Menangkal Wabah Penyakit di Bali, Apa Saja yang Harus Dihaturkan?

Cara pandang, sikap, dan kerja kreatif seniman yang beragam menunjukkan artikulasi sangat kaya yang tetap mengacu pada tradisi dan budaya masa lalu.

 Para perupa yang hidup pada kultur yang khas memberi jalan kreatif yang khas pula.

Kepiawaian aspek ketrampilan yang masih diyakini sebagai cara ungkap untuk menyampaikan pesan.

Prasikala dalam pameran ini membaca lebih luas pentingnya gelagat perubahan lontar prasi abad lalu sampai masa kini baik bentuk, konsep serta konteks. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved