Serba Serbi
Memagari Diri Saat Pagerwesi, Persembahkan Segehan Lima Warna untuk Panca Maha Butha
Pagerwesi ini dirayakan setiap enam bulan atau 210 hari sekali dan dilaksanakan hari ini, Rabu 3 Februari 2021
Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Setelah Watugunung kalah oleh Dewa Wisnu, karena keserakahannya dan kesombongannya, datanglah hari Saraswati, yang merupakan hari turunnya ilmu pengetahuan ke bumi melalui Weda.
Watugunung adalah simbol dari kebodohan dan keserakahan manusia, karena ia menikahi ibunya sendiri yaitu Dewi Sinta.
Namun akhirnya berhasil dikalahkan oleh Dewa Wisnu, sehingga kebodohan yang sirna diisi dengan ilmu pengetahuan saat Saraswati, guna menuntun umat manusia ke jalan dharma.
"Setelah Saraswati, ada namanya Banyupinaruh. Filosofinya, pada saat menerima ilmu pengetahuan ketika Saraswati. Maka besoknya ada Banyupinaruh, berarti bahwa pengetahuan terus mengalir,” jelas ida rsi.
Sehingga ilmu pengetahuan yang didapat bagus dan bersih, maka dari itu diperlukan Asuci Laksana yakni menyucikan pikiran diri sendiri, serta menyucikan perilakunya sendiri.
• Memagari Diri Saat Hari Raya Pagerwesi, Ini Upakara yang Dipersembahkan
Dengan demikian pengetahuan, yang diturunkan akan berguna dan memberikan manfaat yang besar, baru setelahnya, saat Buda Kliwon Sinta yang disebut dengan Pagerwesi.
“Pagar dari besi artinya pagar yang kokoh, di sana kita memagari diri kita. Jangan sampai pengetahuan disalahgunakan,” ujar beliau."
"Sehingga manusia memiliki batasan mana yang baik dan buruk. Oleh sebab itu, Saraswati sangat penting buat kehidupan."
"Dan Saraswati harus diketahui oleh semua masyarakat baik tua atau muda serta anak-anak dan sebagainya. Beliau pun mengatakan bahwa Pagerwesi di Bali kerap disebut Galungan kedua dan sama pentingnya dengan Hari Raya Galungan.
(sup/ask)