Corona di Bali

Dewa Indra Sebut Vaksinasi Covid-19 untuk Nakes di Denpasar Lamban, Pemprov Bali Lakukan Ini

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali kembali menggelar vaksinasi Covid-19, Kamis 4 Februari 2021.

Penulis: Ragil Armando | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Ragil Armando
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali kembali menggelar vaksinasi Covid-19, Kamis 4 Februari 2021. Kini giliran para tenaga kesehatan (nakes) yang divaksinasi secara massal di Wantilan DPRD Bali, Renon, Denpasar. 

Terkait hal tersebut, ia menyebut jika pihaknya segara mencari formula yang teat untuk mempercepat proses vaksin.

Sedangkan jika proses vaksin secara regular di tempat tenaga kesehatan tersebut diandalkan akan tidak mencapai target.

Bahwa pertengahan Februari tahun 2021 ini vaksinasi tahap satu harus sudah selesai.

“Kalau reguler saja tidak akan tercapai sesuai perintah Menteri Kesehatan. Maka kami melakukan terobosan dengan vaksinasi massal hari ini dan besok,” tandas Dewa Indra.

Salah satu langkahnya adalah melakukan koordinasi dengan pihak Pemkot Denpasar untuk mendatangkan para nakesnya.

“Kita juga lakukan regular tempat para nakes itu tetap berjalan, ketika secara massal ini belum sesuai harapan kami akan berkoordinasi kembali dengan Walikota Denpasar supaya mendatangkan tenaga kesehatannya.

Jika dilihat tenaga kesehatan tidak ada alasan lambat, karena vaksin nakes lebih mudah jika dibandingkan dengan masyarakat. Kita cari tahu masalahnya, leadership-kah atau gimana khusus di Denpasar,” tegasnya.

Dewa Indra menambahkan mudah-mudahan semua tenaga kesehatan berdatangan hari ini dan besok.

Pihaknya pun optimis agar waktu selama dua hari ini tuntas, sebab dari 13.000 nakes hanya baru 7.500 yang telah divaksinasi.

BREAKING NEWS - Vaksinasi Covid-19 Massal untuk Nakes di Denpasar Bali, Ini Target Dinkes Denpasar

“Se-Bali diangka 56,14 persen. Khusus di Denpasar 57,75 persen di bawah capaian Provinsi Bali,” tambahnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya menjelaskan permasalahan nakes saat proses vaksinasi.

Disebutkan banyak yang ditemukan hipertensi saat pemeriksaan sehingga batal divaksin.

“Saat dicek baru tahu hipertensi, apakah karena tegang atau memang tidak tahu. Itu salah satu penyebabnya banyak yang tidak bisa divaksin,” paparnya

Diungkapkan juga solusinya ketika ada hipertensi sebaiknya berobat terlebih dahulu selama dua hingga tiga hari akan normal, setelah itu bisa divaksin.

“Kalau ada hipertensi berobat saja, dua sampai tiga hari setelah itu bisa divaksin. Ada beberapa hipertensi, dia minum obat, divaksin normal dan baik-baik saja,” terang dr. Suarjaya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved