Corona di Indonesia
Vaksinasi Lansia Mulai Hari Ini, Diawali Bagi Nakes Berusia di Atas 60 Tahun
Persetujuan dikeluarkan BPOM lewat surat perihal pengeluaran izin perubahan penggunaan vaksin buatan Sinovac Biotech Ltd itu karena kondisi emergency.
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akhirnya mengeluarkan izin darurat penggunaan vaksin Sinovac untuk kelompok lanjut usia ( lansia ) di atas 60 tahun.
Persetujuan ini dikeluarkan BPOM lewat surat perihal pengeluaran izin perubahan penggunaan vaksin buatan Sinovac Biotech Ltd itu karena kondisi emergency pandemi Corona di tanah air.
Dalam surat yang ditujukan kepada PT Bio Farma itu ada dua hal yang disetujui oleh BPOM.
Pertama, penambahan indikasi penggunaan vaksin Sinovac untuk lansia di atas usia 60 tahun.
• Penyandang Kanker Perlu Mendapatkan Vaksinasi Covid-19, Namun Harus Dengan Pengawasan Medis Ketat
• Sebanyak 84,98 Persen Tenaga Kesehatan di Badung Sudah Jalani Vaksinasi Covid-19
• Kadinkes Bali Sebut Banyak Nakes Tidak Lolos Screening Vaksinasi Covid-19 Akibat Miliki Hipertensi
Kedua, penambahan alternatif interval penyuntikan dewasa 0 dan 28 hari, terutama untuk usia 18-59 tahun.
Penerbitan Emergency Use Authorization (EUA) atau persetujuan penggunaan dalam kondisi darurat untuk vaksin Covid-19 itu dilakukan setelah BPOM meninjau uji klinik terhadap lansia di Brasil dan uji klinik fase I-II di China.
Menurut Kepala BPOM, Penny Lukito, dari hasil uji klinis di dua negara itu, hasilnya diketahui bahwa vaksin Sinovac dinilai aman untuk lansia.
"Uji klinik fase 1 dan 2 di China yang melibatkan subjek lansia sebanyak 400 orang (lansia) menunjukkan vaksin coronaVac yang diberikan dengan 2 dosis vaksin dengan jarak antardosis 28 hari menunjukkan hasil imunogenisitas yang baik," kata Penny dalam jumpa pers virtual, Minggu 7 Februari 2021.
"Peningkatan kadar antibodi yang baik dengan seroconversion setelah 28 hari pemberian dosis kedua adalah 97,96%. Jadi setelah 28 hari pemberian dosis kedua, itter antibodi masih tinggi di 97,96% subjek yang mengikuti uji klinik," tegasnya,
Selain itu dari sisi keamanan juga dapat ditoleransi dengan baik. Kemudian tidak adanya efek samping sistem dan serius, sampai derajat ketiga, yang dilaporkan disebabkan karena pemberian vaksin. BPOM juga menggunakan data interim uji klinis III di Brasil.
Hasilnya pun tergolong baik. "Uji klinik fase III di Brasil dengan melibatkan subjek lansia 600 orang telah diperoleh bahwa pemberian vaksin ini pada kelompok usia 60 tahun adalah vaksin aman. Dan tidak ada efek samping serius derajat ketiga yang dilaporkan," kata Penny.
Selain hasil uji klinis, alasan BPOM menerbitkan izin darurat penggunaan coronaVac untuk lansia karena kelompok ini menyumbang angka kematian tinggi akibat Covid-19.
"Kita juga mengingat bahwa angka kematian akibat Covid-19 ini menunjukkan data statistik bahwa kelompok usia lanjut atau lansia menduduki porsi yang cukup tinggi, relatif lebih tinggi, yaitu sekitar 47,3% berdasarkan data terakhir di KCPPEN (Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional)," ujar Penny.
Oleh karena itu, menjadi keharusan bagi pemerintah untuk menetapkan pemberian vaksin yang tersedia pada kelompok lansia. Sebab, kelompok lansia dimasukkan dalam daftar prioritas.
"BPOM selama ini terus memonitor, memastikan segera mendapat data hasil uji klinik pada lansia yang pada fase ketiga dilaksanakan di Brasil, dan fase 1 dan 2 yang sudah dilakukan di China untuk mendapat data terakhir yang lebih lengkap," ungkap Penny.